Seberapa Seringkah Aman Melakukan Donor Darah

Oleh :
dr.Alvi Muldani

Donor darah berperan penting untuk menyediakan darah yang dipakai saat transfusi, misalnya untuk pasien anemia berat, pasien kecelakaan, pasien bedah, dan ibu yang mengalami perdarahan ketika melahirkan. Namun, donor darah yang terlalu sering dilakukan berisiko menyebabkan anemia defisiensi besi bagi pendonor.[1]

Donor darah merupakan prosedur dengan risiko yang rendah. Akan tetapi, beberapa efek samping yang terjadi mungkin menurunkan kemauan donor untuk mendonorkan darah kembali. Selain efek samping sistemik seperti anemia defisiensi besi yang dapat bermanifestasi sebagai rasa pusing, rasa lelah, dan kulit pucat, pendonor juga mungkin mengalami efek samping lokal seperti hematoma, perdarahan, dan inflamasi.[2]

Tenaga medis perlu mengetahui frekuensi donor darah yang aman bagi pendonor agar bisa mengedukasikan hal ini kepada pendonor, menghindari terjadinya efek samping, dan mendukung pendonor untuk mendonorkan darah kembali di masa depan.

Referensi