ALO Dokter. 

Tekanan darah berapa pun dapat diterima untuk pemberian Vaksin Rabies, terutama jika bertujuan menyelamatkan nyawa pasca paparan, tekanan darah 180/90 lebih dapat diterima daripada tekanan darah 0/0. Pengukuran tekanan darah sebelum vaksinasi menjadi lazim selama COVID-19, karena terdapat beberapa studi awal tentang vaksin COVID-19 yang menunjukkan beberapa pasien mengalami peningkatan tekanan darah setelah pemberian vaksin. Namun, studi-studi ini memiliki banyak masalah metodologis, seperti: 

1. tidak ada kelompok kontrol

2. tidak ada pengacakan dan metode blinding

3. tidak ada plausibilitas biologis - peningkatan tekanan darah langsung akibat vaksin tidak mungkin disebabkan oleh aktivitas imunologis vaksin karena imunologis membutuhkan waktu berjam-jam hingga berhari-hari untuk berkembang.

Jadi, kenaikan atau dalam beberapa kasus penurunan tekanan darah lebih mungkin disebabkan oleh stres, nyeri, faktor jas putih, daripada karena mekanisme vaksin. Namun, meskipun buktinya kurang, praktik memeriksa tekanan darah dan kemudian membuat keputusan sewenang-wenang untuk melanjutkan atau tidak berdasarkan perkiraan batas tekanan darah, tampaknya tetap ada dalam praktik klinis.

Seperti semua praktik klinis ketika bukti kurang, dokter perlu melihat risiko/manfaat untuk setiap pasien. Manfaat vaksin dapat menyelamatkan nyawa (rabies, tetanus) atau mencegah penyakit serius, atau eksaserbasi penyakit komorbid (vaksin RSV secara signifikan mengurangi rawat inap untuk pasien dengan penyakit jantung dan pernapasan kronis). Risiko vaksin dengan peningkatan tekanan darah menunjukkan tidak ada bukti yang jelas. Risiko tidak melakukan vaksinasi atau menunda akan berakibat pasien hilang untuk ditindaklanjuti, pasien tertular penyakit saat menunggu tekanan darah terkontrol.

Dokter bisa baca artikel berikut tentang hubungan peningkatan tekanan darah dan vaksin COVID 19: https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9986138/ 

Jika Dokter berkecimpung di bidang kesehatan masyarakat atau penelitian, kita membutuhkan uji coba terkontrol acak (RCT) yang baik untuk mengetahui hasil pada pasien yang tekanan darahnya diukur atau tidak diukur sebelum vaksin, terutama jika praktik ini masih berlanjut dalam praktik klinis. Karena kita mungkin menunda atau tidak memberikan vaksin yang berpotensi menyelamatkan jiwa karena takut bukan berdasarkan bukti.