Assalamualaikum dokter, izin berbagi kasus. Beberapa hari yang lalu seorang laki2 umur 43 tahun sudah menikah datang ke pkm dengan keluhan kehilangan gairah...
Pasien laki-laki usia 43 tahun sudah menikah datang dengan keluhan kehilangan gairah seksual - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Pasien laki-laki usia 43 tahun sudah menikah datang dengan keluhan kehilangan gairah seksual
Assalamualaikum dokter, izin berbagi kasus. Beberapa hari yang lalu seorang laki2 umur 43 tahun sudah menikah datang ke pkm dengan keluhan kehilangan gairah sexual jika ingin berhubungan dengan istrinya, namun hasrat untuk melakukan hubungan sexual/ gairah pasien itu ada, menurut pasien penis ereksi namun PD saat ingin berhubungan dgn istri penis tdk ereksi kembali. Pasien juga ada riwayat pernah berhubungan sexual waktu masih muda dan tdk mengalami gangguan sexual sprti sekarang ini. Riwayat pernikahan pasien di jodohkan oleh org tua masing-masing.
Menurut TS, apakah ini sebaiknya di konsulkan ke Dokter jiwa atau pakar sexolog atau di konsul ke bagian lain? Terimakasih
Untuk Riwayat penggunaan obat dan zat tertentu disangkal dok, riwayat berhubungan diluar istri ada dok, dan tidak ada keluhan gangguan gairah sexual , keluhan gangguan gairah sexual hanya pada istrinya saja dok.
Pasien punya riwayat pernikahan di jodohkan oleh orang tuanya dok, apakah ini masuk salah satu gangguan psikis dokter ? Trmskh
Alo Dokter,
Izin ikut berdiskusi ya dok untuk kasus disfungsi ereksi sendiri dari sumber yang saya baca bila tidak ada komorbid dan kondisi medis tertentu paling banyak karena faktor psikologis nya dok. Mungkin bila tidak ada kelainan dan komorbid pada pasien, dokter bisa berikan tips kepada pasien untuk di rumah, atau bila memang diperlukan mungkin bisa disarankan menemui psikolog dahulu dok.Berikut mungkin sumber yang dapat membantu ya dok
https://www.alomedika.com/penyakit/urologi/disfungsi-ereksi Semoga membantu dok
Dari beberapa kasus yang pernah terjadi, biasanya ada salah satu kendala dari faktor yang disebutkan.
Sebagai dokter, tentu perlu memberikan empati yang mendalam dan tetap bersifat non judmental pada pasien. Jika memungkinkan pasien dapat dirujuk ke psikiater. Namun jika pasien menolak maka dapat diberikan penanganan berupa support dan membantu memahami gejolak emosi yang timbul pada pasien.
Jika memungkinkan dan mempertimbangkan mempertahankan pernikahan, maka dokter juga dapat berdiskusi bersama pasien mengenai hal-hal positif yg terdapat dalam pernikahan khususnya pada istrinya. Hal ini dapat mengurangi emosi negatif yang mungkin timbul dari pernikahan tersebut.
Semoga membantu.