Panduan e-Prescription kontrasepsi darurat ini dapat digunakan oleh Dokter Umum saat hendak memberikan pil kontrasepsi darurat secara online.
Kontrasepsi darurat merupakan metode pencegahan kehamilan yang digunakan sesaat setelah hubungan intim tanpa kontrasepsi memadai. Metode ini bisa berupa pemberian pil kontrasepsi darurat atau pemasangan intrauterine device (IUD) tembaga. Pemberian pil kontrasepsi darurat secara tepat bukan merupakan tindakan aborsi.[1,2]
Pil kontrasepsi darurat yang ada di Indonesia adalah levonorgestrel, ulipristal asetat, dan pil kombinasi estrogen dan progestin. Penggunaan pil kontrasepsi darurat sedini mungkin akan meningkatkan efektivitas obat dalam mencegah kehamilan.[1,3]
Indikasi Pil Kontrasepsi Darurat
Indikasi pil kontrasepsi darurat adalah untuk mencegah kehamilan sesaat setelah pasien berhubungan intim tanpa kontrasepsi yang memadai. Beberapa contoh indikasi kontrasepsi darurat adalah:
- Kondom bocor atau tidak dipergunakan dengan baik
- Pasien lupa minum pil kontrasepsi kombinasi selama 3 hari berturut-turut
- Pasien terlambat minum pil progesteron >3 jam dari jam seharusnya
- Pasien terlambat suntik kontrasepsi norethisterone enanthate >2 minggu
- Pasien terlambat suntik depot-medroxyprogesterone acetate >4 minggu
- Pasien terlambat suntik kontrasepsi kombinasi >7 hari
- Penggunaan spermisida yang tidak mencair sebelum berhubungan
- Kontrasepsi diafragma yang bocor atau robek
- IUD yang terlepas
- Pasien korban pemaksaan atau kekerasan seksual[1,4]
Peringatan
Sebelum meresepkan pil kontrasepsi darurat, dokter perlu menganamnesis tanggal menstruasi terakhir, keteraturan siklus menstruasi, dan waktu hubungan seksual. Hal ini dapat menjadi acuan untuk menilai kemungkinan pasien sedang hamil.
Riwayat penyakit dahulu juga perlu digali karena kondisi medis tertentu bisa menjadi kontraindikasi. Misalnya, ulipristal tidak dianjurkan untuk pasien asma dan pil kombinasi yang mengandung estrogen tidak dianjurkan untuk untuk wanita dengan emboli paru, penyakit jantung iskemik, infark miokard, deep vein thrombosis (DVT), dan stroke.
Riwayat penggunaan obat perlu digali sebab obat yang menginduksi CYP3A4 (misalnya carbamazepine, barbiturat, griseofulvin, oxcarbazepine, rifampin, dan phenytoin) dapat menurunkan efektivitas ulipristal. Antasida dan proton pump inhibitor bisa mengurangi absorbsi ulipristal.[7-9]
Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium Lengkap Tidak Diwajibkan
Meskipun pil kontrasepsi tertentu memiliki kontraindikasi, berbagai asosiasi medis tidak mewajibkan pemeriksaan fisik dan laboratorium lengkap sebelum peresepan, terutama untuk wanita sehat. Pemeriksaan lengkap belum terbukti bermanfaat dan ditakutkan bisa memakan banyak biaya dan menunda kontrasepsi. Pemeriksaan yang mungkin bermanfaat tetapi juga tidak diwajibkan adalah tekanan darah dan berat badan.[10,11]
Waktu Konsumsi Pil dan Tingkat Kegagalan
Beberapa literatur menyatakan bahwa levonorgestrel harus dikonsumsi <72 jam sejak hubungan seksual. Namun, ada juga literatur yang menunjukkan bahwa levonorgestrel masih efektif hingga 96 jam. Tingkat kehamilan (pregnancy rate) adalah:
- Sekitar 1% jika levonorgestrel dikonsumsi <24 jam
- Sekitar 0,7% jika levonorgestrel dikonsumsi antara 25–48 jam
- Sekitar 1,6% jika levonorgestrel dikonsumsi antara 49–72 jam
- Sekitar 0,8% jika levonorgestrel dikonsumsi antara 73–96 jam
- Sekitar 5,2% jika levonorgestrel dikonsumsi antara 97–120 jam[12-15]
Medikamentosa
Sediaan pil kontrasepsi darurat yang ada di Indonesia adalah levonorgestrel, ulipristal asetat, dan pil kombinasi estrogen dan progestin.[1,2]
Dosis dan Aturan Pakai Levonorgestrel
Pil kontrasepsi darurat levonorgestrel tersedia dalam pil tunggal 1,5 mg atau dalam dua pil dengan dosis masing-masing 0,75 mg. Pil dapat dikonsumsi dalam dosis 1,5 mg sekaligus atau dalam dua dosis (masing-masing 0,75 mg) dengan interval 12 jam. Pada pasien yang mengalami obesitas, dosis dapat ditingkatkan menjadi 3 mg.[1,2]
Contoh nama-nama dagang pil kontrasepsi darurat levonorgestrel di Indonesia adalah: Valenor 2, Andalan Postpil, Exita, Microlut, dan Postinor-2.
Dosis dan Aturan Pakai Ulipristal Acetate
Pil kontrasepsi darurat yang berisi ulipristal acetate diberikan dalam dosis tunggal 30 mg sebelum melewati 120 jam (5 hari) sejak hubungan intim tanpa proteksi. Efektivitas ulipristal acetate dapat menekan angka kehamilan hingga 1,2%.[1,5]
Contoh nama dagang pil kontrasepsi darurat ulipristal acetate di Indonesia adalah: Ella tablet 30 mg.
Dosis dan Aturan Pakai Pil Kombinasi Estrogen dan Progestin
Apabila pil kontrasepsi darurat yang spesifik tidak tersedia, pil kombinasi estrogen dan progestin dapat juga digunakan sebagai kontrasepsi darurat jika dikonsumsi segera dalam waktu 120 jam (5 hari) setelah hubungan intim tanpa proteksi. Pil ini umumnya tersedia dalam bentuk kombinasi ethinylestradiol (EE) dan levonorgestrel (LNG) dengan sediaan dan dosis yang bervariasi.[1,6]
Contoh nama dagang pil kombinasi di Indonesia adalah: Andalan Pil KB, Cyclogynon, Microgynon, Planotab, dan Novadiol 28.
Tabel 1. Formulasi dan Dosis Pil Kombinasi Estrogen dan Progestin
Formulasi | Pil yang dikonsumsi pertama kali | Pil yang dikonsumsi 12 jam kemudian |
0,02 mg EE + 0,1 mg LNG | 5 | 5 |
0,03 mg EE + 0,15 mg LNG | 4 | 4 |
0,03 mg EE + 0,125 mg LNG | 4 | 4 |
0,05 mg EE + 0,25 mg LNG | 2 | 2 |
0,03 mg EE + 0,3 mg LNG | 4 | 4 |
0,05 mg EE + 0,5 mg LNG | 2 | 2 |
Sumber: Family Planning Handbook, 2022.
Edukasi untuk Pasien
Saat meresepkan pil kontrasepsi darurat, dokter sebaiknya memberikan informasi pada pasien meliputi hal berikut:
- Dosis obat ulang mungkin perlu diberikan bila pasien muntah dalam waktu 3 jam setelah konsumsi obat
- Metode kontrasepsi tambahan seperti kondom harus digunakan sampai siklus menstruasi berikutnya
- Siklus menstruasi berikutnya mungkin menjadi lebih cepat atau lebih lambat 1 minggu dari biasanya; bila menstruasi tetap tidak muncul hingga 21 hari setelah konsumsi obat, pasien harus mengunjungi dokter lagi karena ada kemungkinan pasien hamil
- Pasien perlu cepat kembali ke dokter jika mengalami nyeri hebat pada abdomen bawah karena hal ini mungkin menandakan kehamilan ektopik; beberapa studi melaporkan bahwa insiden kehamilan ektopik meningkat setelah penggunaan pil kontrasepsi darurat levonorgestrel[1,2,7,13]