Kontraindikasi dan Peringatan Aspirin
Kontraindikasi aspirin atau asam asetilsalisilat adalah pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap obat ini. Peringatan diperlukan terkait risiko sindrom Reye jika aspirin digunakan pada anak dan remaja.[3,9]
Kontraindikasi
Aspirin kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap aspirin atau bahan lain dalam formulasi. Aspirin juga kontraindikasi pada pasien yang mengalami asthma, urtikaria, atau reaksi sensitivitas lain yang dipicu oleh obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) lainnya.
Penggunaan aspirin tidak disarankan pada pasien dengan sindrom asthma, rhinitis, dan polip nasal. Anak-anak atau remaja dengan infeksi virus dengan atau tanpa demam sebaiknya tidak diberikan aspirin karena telah dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom Reye.[9]
Peringatan
Peringatan pemberian aspirin diperlukan terkait risiko sindrom Reye dan kemungkinan gangguan absorpsi pada tahap demam awal pasien penyakit Kawasaki.[2,3]
Sindrom Reye
Aspirin telah dikaitkan dengan sindrom Reye. Penggunaan aspirin harus berhati-hati pada anak-anak atau remaja. Walaupun diperbolehkan digunakan untuk anak di atas 3 tahun, sebaiknya aspirin tidak digunakan pada anak atau remaja yang baru pulih dari varicella.[2,3]
Gangguan Farmakokinetik pada Penyakit Kawasaki
Jika aspirin digunakan pada pasien anak dengan penyakit Kawasaki, perlu dilakukan pemantauan kadar salisilat serum. Hal ini karena absorpsi aspirin dilaporkan terganggu selama tahap demam awal pada penyakit Kawasaki. Selanjutnya setelah tahap demam berlalu, absorpsi aspirin dilaporkan akan meningkat dan dapat terjadi toksisitas salisilat jika tidak dilakukan penyesuaian dosis.[2]
Konsumsi Alkohol
Penggunaan aspirin pada pasien dengan konsumsi alkohol kronik yang berat akan meningkatkan risiko perdarahan.[9]
Efek Hematologi
Aspirin dapat meningkatkan risiko perdarahan. Apabila ada alternatif terapi lainnya, maka aspirin sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan risiko perdarahan tinggi. Penggunaan bersama antiplatelet dan antikoagulan lain dapat meningkatkan risiko perdarahan.[2,9]
Efek Gastrointestinal
Aspirin dapat menyebabkan toksisitas gastrointestinal yang berat, termasuk perdarahan, ulserasi, dan perforasi. Efek samping ini dapat terjadi dengan atau tanpa tanda bahaya. Risiko meningkat pada pasien dengan riwayat perdarahan atau ulserasi gastrointestinal, pasien geriatri, dan pasien yang mengonsumsi antikoagulan atau kortikosteroid.[9]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya