Farmakologi Linezolid
Secara farmakologi, linezolid bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri melalui penghambatan translasi mRNA menjadi protein pada ribosom bakteri. Linezolid menghambat pembentukan kompleks inisiasi, yang terdiri dari subunit 30S dan 50S dari ribosom, tRNA, dan mRNA. Linezolid berikatan dengan bagian 23S dari subunit 50S.[3,9]
Farmakodinamik
Linezolid, seperti oksazolidinon lain, adalah penghambat sintesis protein bakteri dan penghambat monoamine oksidase yang lemah, non-selektif, dan reversibel. Sebagai penghambat sintesis protein, linezolid menghentikan pertumbuhan dan reproduksi bakteri dengan mengganggu translasi mRNA menjadi protein pada ribosom bakteri.
Linezolid menghambat translasi pada langkah pertama sintesis protein, inisiasi, tidak seperti kebanyakan inhibitor sintesis protein lain. Linezolid mencegah pembentukan kompleks inisiasi, yang terdiri dari subunit 30S dan 50S dari ribosom, tRNA, dan mRNA. Linezolid berikatan dengan bagian 23S dari subunit 50S.[3,10]
Pada pengobatan MDR-TB (Multidrug Resistant TB), linezolid mampu menembus makrofag sehingga dapat melawan bacilli intraseluler. Secara spesifik, linezolid mengganggu inisiasi sintesis protein dengan menghambat pembentukkan ikatan peptida antara ujung karboksil dari residu kompleks N- formilmetionintRNA pada sisi P dan ujung amino dari asam amino- tRNA pada sisi A.[3,6,10]
Farmakokinetik
Linezolid diabsorbsi secara cepat dengan jumlah yang besar dengan bioavailabilitas oral mencapai 100%, sehingga dosis yang mencapai peredaran darah sama dengan dosis jika linezolid diberikan secara oral. Hal ini memungkinkan pergantian dosis intravena ke oral tanpa penyesuaian dosis.[2,3]
Absorbsi
Linezolid diabsorbsi cepat dengan bioavailabilitas oral mencapai 100%. Ini menyebabkan dosis yang mencapai peredaran darah pada pemberian intravena sama dengan jika linezolid diberikan secara oral. Hal ini memungkinkan pergantian dosis intravena ke oral tanpa penyesuaian dosis. Pemberian linezolid bersama makanan akan memperlambat absorbsi tapi tidak mempengaruhi area under the curve.[2,3,9]
Distribusi
Linezolid memiliki kemampuan terikat protein plasma sekitar 31% dengan volume distribusi kadar tetap 36,1 hingga 47,3 L pada sukarelawan dewasa sehat. Kadar konsentrasi plasma puncak tercapai 2 jam setelah obat diberikan.
Linezolid memiliki kemampuan penetrasi jaringan yang baik sehingga dapat terdistribusi ke paru, susunan saraf pusat, dan ke seluruh jaringan kecuali matriks tulang dan jaringan lemak putih (white adipose tissue). Rerata waktu paruh adalah 3 jam pada anak, 4 jam pada remaja, dan 5 jam pada dewasa.[2,3,9]
Metabolisme
Linezolid dimetabolisme di hepar melalui oksidasi cincin morpholine, tanpa keterlibatan sitokrom P450. Metabolisme semacam ini menghasilkan 2 metabolit mayor inaktif, 1 metabolit minor, dan beberapa metabolit sisa (masing-masing memiliki kadar < 1% dari dosis yang diekskresikan.[2,3,9]
Eliminasi
Linezolid utamanya dieliminasi melalui urin. Setelah pemberian linezolid dengan dosis radiolabel dalam kondisi stabil, sekitar 84% radioaktivitas diperoleh kembali dalam urin, dimana sekitar 30% adalah obat induk yang tidak berubah, 40% adalah metabolit hidroksietil glisin, dan 10% adalah aminoetoksiasetat.
Kadar eliminasi linezolid melalui feses relatif kecil, yakni hanya 6% dan 3% dari dosis yang diberikan ditemukan dalam tinja sebagai metabolit hidroksietil glisin dan metabolit asam aminoetoksiasetat.[2,3]