Formulasi Miconazole
Formulasi miconazole di Indonesia berupa serbuk dan krim. Obat ini juga tersedia dalam kombinasi dengan steroid dan zinc oksida.[4]
Bentuk Sediaan
Sediaan miconazole di Indonesia berupa:
- Krim topikal 2%
- Krim topikal 2,5%
- Serbuk topikal 2%[4,6,7]
Selain sediaan tersebut, miconazole juga tersedia dalam bentuk oral gel 20 mg/g.[4,12]
Cara Penggunaan
Sediaan topikal miconazole digunakan dengan cara dioles tipis-tipis pada area lesi. Sebelum penggunaan, ada baiknya area dibersihkan dan dikeringkan terlebih dulu.
Jika digunakan untuk tinea pedis, pastikan untuk mengoleskan pada bagian sela-sela jari secara menyeluruh. Selanjutnya, gunakan alas kaki yang nyaman di kaki dan memiliki vetilasi yang baik.
Jika digunakan untuk ruam popok, oleskan miconazole pada setiap kali penggantian popok. Cuci area lesi dengan air hangat, kemudian keringkan, baru aplikasikan miconazole tipis-tipis di lesi ruam popok.[3,12]
Cara Penyimpanan
Sediaan miconazole dapat disimpan pada suhu antara 15–30°C. Hindari penyimpanan obat pada daerah yang lembab, panas, atau terpapar sinar matahari langsung.[1,3,11]
Kombinasi dengan Obat Lain
Sediaan krim topikal miconazole biasanya dikombinasikan dengan steroid maupun zinc oksida.[4]
Miconazole dan Steroid
Sediaan miconazole di Indonesia ada yang dikombinasikan dengan steroid, seperti hydrocortisone dan betamethasone. Steroid memiliki mekanisme aksi melalui penurunan respon vaskular dalam proses inflamasi, penekanan migrasi leukosit polymorphonuclear (PMN), dan menurunkan permeabilitas kapiler. Meski demikian, penggunaan steroid pada infeksi jamur tidak dianjurkan.[13,14]
Miconazole dan Zinc Oksida
Kombinasi miconazole dan zinc oksida biasanya digunakan pada terapi ruam popok. Zinc oksida memiliki efek melembutkan dan melindungi kulit, serta memiliki efek antiseptik lemah. Pada ruam popok, zinc oksida digunakan untuk membantu penyembuhan iritasi kulit. Penggunaan kombinasi miconazole dan zinc oksida disarankan dalam tata laksana ruam popok akibat fungi, terutama Candida.[15,16]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha