Efek Samping dan Interaksi Obat Daclatasvir
Efek samping daclatasvir adalah kelelahan, asthenia, gejala mirip influenza, nyeri kepala, pruritus, ruam kulit, insomnia, dan anemia, Interaksi obat daclatasvir yang perlu diperhatikan adalah dengan obat antidiabetes dan amiodarone. Selain dengan obat, interaksi obat daclatasvir yang perlu diperhatikan adalah jika obat ini digunakan pada kondisi penyakit sirosis hepatitis dan Hepatitis B.[2,4,6,13]
Efek Samping
Penggunaan daclatasvir dikombinasikan dengan sofosbuvir (dengan atau tanpa ribavirin). Beberapa efek samping yang paling sering terjadi: kelelahan, asthenia, gejala mirip influenza, nyeri kepala, pruritus, ruam kulit, insomnia, dan anemia.[1,4,6,9,13] Jika digunakan bersama sofosbuvir dan ribavirin, efek samping yang sering terjadi adalah nyeri kepala, anemia, kelelahan, dan mual.[9,13]
Berikut ini adalah efek samping pemberian daclatasvir:
- Sistem Saraf: nyeri kepala, pusing, migrain, somnolen
- Sistem Integumentum: pruritus, ruam kulit, kulit kering, alopecia. Eritema multiforme bila digunakan bersama asunaprevir
- Sistem Respiratori: batuk, nasofaringitis, dispneu, exertional dyspnea, hidung tersumbat, infeksi saluran pernafasan atas
- Sistem Gastrointestinal: diare, mual, nyeri perut atas, nyeri perut, konstipasi, flatulensi, GERD, mulut kering, muntah dan peningkatan lipase, peningkatan alanine transaminase (ALT), aspartate transaminase (AST), peningkatan bilirubin total
- Sistem Muskuloskeletal: myalgia, arthralgia, nyeri punggung
- Sistem Kardiovaskular: bradikardia simptomatik serius dilaporkan terjadi pada pasien yang mengkonsumsi regimen mengandung sofosbuvir dengan amiodarone atau dengan obat lain yang menurunkan denyut jantung
- Sistem Genitourinaria: infeksi saluran kemih
- Hematologi: anemia, neutropenia, trombositopenia, penurunan hemoglobin. Anemia sering dilaporkan terjadi pada penggunaan obat ini jika dikombinasikan dengan ribavirin
- Lainnya: kelelahan, asthenia, gejala mirip influenza, pireksia, hot flush, nyeri, penurunan berat badan, insomnia, iritabilitas, depresi, ansietas, penurunan nafsu makan, mata kering
Interaksi Obat
Daclatasvir berinteraksi dengan sejumlah obat, beberapa di antaranya adalah interaksi mayor, di mana resiko yang mungkin muncul melebihi manfaat yang didapat, seperti dengan amiodarone dan antidiabetes. Selain itu penggunaan obat ini berinteraksi dengan penyakit sirosis hepatis dan infeksi Hepatitis B. Selalu cek kemungkinan infeksi HBV sebelum memulai terapi.[2–4,6,13]
Penggunaan daclatasvir dan sofosbuvir tidak direkomendasikan untuk digunakan bersama amiodarone karena dilaporkan terdapat efek samping seperti pusing, malaise, kelemahan, dipsnea, nyeri dada dan/atau confusion. Bradikardia muncul dalam beberapa jam hingga 2 minggu setelah inisiasi terapi, dan muncul perbaikan gejala setelah penghentian terapi.[9] Faktor resiko termasuk komorbiditas jantung, penggunaan bersamaan dengan obat penghambat beta (beta blockers), dan/atau advanced liver disease. Pada pasien yang harus menggunakan amiodarone (tidak ada opsi lain), perlu dilakukan pengawasan ketat rawat inap pada 48 jam pertama, dan rawat jalan selama 2 minggu.[9]
Untuk agen antidiabetes, sebaiknya dilakukan penyesuaian dosis karena penurunan viral load HCV berkaitan dengan peningkatan kontrol glikemik sehingga harus disesuaikan agar tidak mencetuskan hipoglikemia. Interaksi obat daklastasvir jika digunakan bersama obat-obatan lain adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Interaksi Obat Daclatasvir
Interaksi Obat | Nama Obat |
Peningkatan efek samping bradikardi | Amiodarone |
Peningkatan efek samping hipoglikemia | Obat Antidiabetes Oral (OHO), Obat Antidiabetes Injeksi |
Meningkatkan konsentrasi obat lain | Asunaprevir, kolkisin , Elagolix, Grazoprevir, Statins, Ozanimod, Pazopanib, Revefenacin, Rimegepant, Topotecan, Vincristine, Voxilaprevir |
Meningkatkan konsentrasi serum CYP3A4 | Conivaptan, Deferasirox, Asam Fusidat, Idelalisib |