Pendahuluan Isoprinosine
Isoprinosine, disebut juga methisoprinol atau inosine pranobex, merupakan antivirus dan imunomodulator yang dapat digunakan dalam berbagai kasus infeksi virus dan imunodefisiensi. Hal ini termasuk penatalaksanaan sclerosing panencephalitis, herpes simpleks, dan kondiloma akuminata. Isoprinosine merangsang respons imun nonspesifik yang berkaitan dengan interleukin-1(IL-1). Isoprinosine juga menginduksi respons sel T-helper tipe 1 dan memodulasi sitotoksisitas sel natural killer (NK).[1,2]
Isoprinosine merupakan kombinasi garam p-acetamidobenzoate dari N,N-dimethylamino-2-propanol dan inosine dalam rasio molar 3: 1. Obat ini tersedia di Indonesia, tetapi perlu diketahui bahwa obat ini tidak memiliki ijin edar oleh FDA di Amerika Serikat.[2]
Isoprinosine telah ditemukan efektif dalam terapi sclerosing panencephalitis subakut, herpes simpleks, dan beberapa infeksi virus lainnya. Pengobatan dengan isoprinosine juga bermanfaat bagi pasien HIV, tidak hanya karena modulasi sistem imun tapi juga karena efeknya pada sintesis folat yang membantu melawan Pneumocystis jiroveci. Selain itu, penelitian pada hewan coba menunjukkan bahwa isoprinosine memulihkan kekebalan yang rusak atau tertekan, misalnya, akibat infeksi virus, autoimunitas, atau penuaan.[3]
Penggunaan isoprinosine perlu berhati-hati pada ibu hamil dan menyusui, karena keamanannya belum didukung bukti ilmiah adekuat. Selain itu, hati-hati juga penggunaan pada pasien dengan riwayat penyakit jantung yang menjalani pengobatan dengan digitalis, seperti digoxin, karena dapat terjadi peningkatan kadar serum digitalis. Pada pasien dengan hiperurisemia, obat isoprinosine dapat meningkatkan kadar serum asam urat.[4]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Isoprinosine
Perihal | Deskrpsi |
Kelas | Antiinfeksi[5] |
Subkelas | Antivirus[5] |
Akses | Resep |
Ibu Hamil | Kategori FDA dan TGA tidak tersedia[6,7] |
Wanita Menyusui | Tidak diketahui apakah diekskresikan di ASI[4] |
Anak – anak | Belum diketahui efikasi dan keamanannya[4] |
FDA | Not Approved[6] |