Indikasi dan Dosis Lenacapavir
Indikasi lenacapavir adalah pengobatan HIV multiresisten yang mengalami kegagalan akibat resistensi, intoleransi, atau pertimbangan keselamatan. Selain itu, lenacapavir juga diindikasikan sebagai profilaksis pra pajanan (PrEP) untuk individu remaja dan dewasa yang memiliki risiko terinfeksi virus HIV tipe-1 (HIV-1).[1,11,12,13,17]
Obat ini juga diindikasikan untuk pengobatan pada pasien dewasa dengan infeksi HIV-1 yang resisten obat-obatan dengan dikombinasikan dengan obat antiretroviral lain. HIV sendiri terdiri dari dua tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Dosis diberikan pada dua tahap, yaitu awal dan lanjutan.[2,12,17,18]
Pemeriksaan Sebelum Inisiasi Terapi Lenacapavir
Lenacapavir sebaiknya diresepkan oleh dokter yang telah berpengalaman dalam mengobati pasien HIV. Sebelum memulai terapi, tenaga kesehatan perlu untuk memastikan apakah pasien dapat mematuhi jadwal pengobatan dengan baik. Pasien yang tidak patuh jadwal atau terlewat dosisnya berpotensi mengalami hambatan supresi virus, meningkatkan risiko viral rebound, dan resistensi. Pasien perlu melakukan skrining infeksi HIV-1 sebelum memulai terapi dan sebelum dilakukan injeksi.[2,12]
Dosis Remaja dan Dewasa
Pada pasien remaja dan dewasa dengan berat badan setidaknya 35 kg, obat lenacapavir diberikan secara dua tahap, yaitu dosis awal dan lanjutan. Dosis awal terdiri dari dosis untuk hari pertama dan kedua, sedangkan dosis lanjutan adalah dosis setelahnya.[12,13]
Pilihan Pemberian Dosis Awal
Terdapat dua metode pemberian dosis awal. Opsi dosis awal 1:
- Pada hari pertama diberikan dosis parenteral dengan kekuatan 927 mg melalui injeksi subkutan atau setara dengan dua vial 1,5 mL dan dosis oral berupa tablet dengan kekuatan 300 mg berjumlah dua butir.
- Pada hari kedua, obat diberikan secara oral berupa tablet dengan kekuatan 300 mg berjumlah 2 butir.
Opsi dosis awal 2:
- Pada hari pertama dan kedua, pasien diberikan obat secara oral berupa tablet dengan kekuatan 300 mg berjumlah dua butir. Pada hari kedelapan, pasien diberikan tablet berjumlah satu butir. Pada hari kelima belas, pasien diberikan injeksi subkutan berisi 927 mg atau setara dengan dua vial 1,5 mL.[11-13,16,17]
Pemberian Dosis Lanjutan
Untuk dosis lanjutan pada kedua opsi adalah sama, dapat diberikan dosis parenteral subkutan 927 mg (dua vial 1,5 mL) setiap enam bulan (26 minggu). Terdapat periode jendela dalam penjadwalan injeksi lanjutan yaitu ± 2 minggu atau 24 hingga 28 minggu dari jadwal yang sudah ditentukan.[11-13,16,17]
Tabel 1. Dosis Obat Lenacapavir
| Dosis Awal | |
| Hari 1 | Injeksi subkutan 927 mg (2 x vial 1,5 mL) |
| dan | |
| Tablet oral 600 mg (2 x tablet 300 mg) | |
| Hari 2 | Tablet oral 600 mg (2 x tablet 300 mg) |
| Alternatif Dosis Awal | |
| Hari 1 | Tablet oral 600 mg (2 x tablet 300 mg) |
| Hari 2 | Tablet oral 600 mg (2 x tablet 300 mg) |
| Hari 8 | Tablet oral 300 mg (1 x tablet 300 mg) |
| Hari 15 | Injeksi subkutan 927 mg (2 x vial 1,5 mL) |
| Dosis Lanjutan | |
| Injeksi subkutan 927 mg (2 x vial 1,5 mL) setiap enam bulan. | |
Sumber: dr. Bianda Dwida, Alomedika, 2025.[11-13]
Penyesuaian Dosis Lenacapavir Bila Jadwal Injeksi Berpotensi Tertunda
Jika jadwal suntikan tertunda terencana selama lebih dari dua minggu, dokter dapat meresepkan obat tablet untuk dikonsumsi sementara (hingga 6 bulan jika dibutuhkan). Dosis lenacapavir oral untuk menggantikan dosis suntikan sementara adalah satu tablet 300 mg setiap tujuh hari.[13]
Jika jadwal suntik tertunda tidak terencana, maka dokter perlu melakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan apakah terapi dapat dilanjutkan, termasuk di antaranya uji resistensi lenacapavir. Jika pasien diketahui tidak resisten, maka dapat dilakukan terapi ulang dengan menggunakan dosis awal opsi 1 atau 2.[12,13,17]
Penyesuaian Dosis Lenacapavir Bila Dikonsumsi Bersamaan Dengan Obat Lain
Lenacapavir perlu disesuaikan dosisnya bila diberikan bersamaan dengan obat-obatan penginduksi CYP3A moderat atau kuat, seperti rifampicin dan phenytoin. Obat-obatnya penginduksi CYP3A moderat atau kuat dapat menurunkan konsentrasi plasma lenacapavir secara signifikan yang dapat menyebabkan efek terapeutik menghilang bahkan mengakibatkan resistensi.[12,17]
Pemberian Lenacapavir pada Pasien dengan Gangguan Hati dan Ginjal
Obat lenacapavir diekskresi minimal di ginjal sehingga obat cukup aman untuk dikonsumsi penderita gangguan ginjal tanpa penyesuaian dosis. Obat ini secara umum cukup aman dikonsumsi penderita gangguan hati ringan hingga sedang, namun belum teliti pada penderita gangguan hati berat.[11,13]