Indikasi dan Dosis Leflunomide
Indikasi utama leflunomide adalah untuk tata laksana rheumatoid arthritis. Obat ini bertujuan untuk meringankan gejala serta menghambat kerusakan struktural seperti erosi dan penyempitan celah sendi. Dosis awal leflunomide yang umum digunakan untuk indikasi rheumatoid arthritis adalah 100 mg/hari selama 3 hari.
Setelah dosis inisial, dosis maintenance biasanya perlu disesuaikan. Efek terapeutik umumnya terlihat setelah 4–6 minggu pengobatan dan akan meningkat hingga 4–6 bulan. Beberapa literatur juga menyatakan bahwa leflunomide dapat digunakan untuk terapi psoriasis arthritis tetapi indikasi ini masih bersifat off-label.
Penggunaan pada anak-anak tidak disarankan karena keamanan dan efektivitas obat ini pada populasi anak belum terbukti.[1,6]
Rheumatoid Arthritis
Untuk tata laksana rheumatoid arthritis pada orang dewasa, dosis awal leflunomide yang dianjurkan adalah 100 mg/hari selama 3 hari. Setelah itu, obat diberikan dalam dosis maintenance sebesar 10–20 mg/hari. Dosis ini disesuaikan dengan keparahan penyakit dan toleransi pasien.[7,8]
Proses “eliminasi obat” diperlukan setelah penghentian terapi agar kadar metabolit leflunomide dalam plasma bisa turun menjadi <0,02 mg/L. Tanpa proses eliminasi obat, penurunan hingga kadar tersebut mungkin baru tercapai dalam 2 tahun.
Proses eliminasi obat dilakukan dengan pemberian kolestiramin 8 gram peroral 3 kali sehari selama 11 hari. Kadar plasma metabolit leflunomide kemudian diperiksa 2 kali dengan interval 14 hari untuk memastikan bahwa kadar telah turun menjadi <0,02 mg/L. Bila belum tercapai, pemberian kolestiramin tambahan bisa dipertimbangkan.[6]
Psoriasis Arthritis
Untuk terapi psoriasis arthritis pada orang dewasa, dosis awal leflunomide yang bisa diberikan adalah 100 mg/hari selama 3 hari. Setelah itu, dosis maintenance sebesar 20 mg/hari dapat diberikan. Proses eliminasi obat berlaku seperti tersebut di atas.[7,8]
Penggunaan pada Populasi Khusus
Pemberian leflunomide pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang dan berat tidak dianjurkan. Sementara itu, literatur menyatakan bahwa penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal ringan diperbolehkan tetapi belum ada pedoman penyesuaian dosis yang jelas. Penggunaan pada pasien dengan penyakit hati sangat tidak dianjurkan.[7]