Kontraindikasi dan Peringatan Leflunomide
Kontraindikasi leflunomide adalah riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini, kehamilan, dan gangguan fungsi hati. Peringatan khusus perlu diperhatikan pada pasien yang immunocompromised atau yang sedang menggunakan imunosupresan lain. Selain itu, pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau dengan peningkatan enzim liver juga harus diperhatikan saat menggunakan obat ini.[6]
Kontraindikasi
Leflunomide tidak boleh diberikan pada orang yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini atau komponen lain dalam sediaannya. Selain itu, obat ini juga tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau wanita usia subur yang tidak menggunakan kontrasepsi. Kehamilan harus dihindari selama pengobatan dan sebelum prosedur eliminasi obat selesai.[6,10,11]
Pasien dengan riwayat penyakit hati atau gangguan fungsi hepar yang berat juga tidak dianjurkan menerima obat ini. Hal ini dikarenakan leflunomide bersifat hepatotoksik dan dapat menimbulkan cedera liver akut. Pasien dengan kadar alanin aminotransferase (ALT) >2 kali nilai rujukan (sebelum memulai pengobatan) juga tidak boleh diobati dengan leflunomide.[6,8]
Peringatan
Peringatan terkait leflunomide mencakup risiko hepatotoksisitas, risiko imunosupresi, risiko gangguan hematologi, dan perhatian khusus untuk penderita penyakit ginjal.
Risiko Hepatotoksisitas
Leflunomide bersifat hepatotoksik, sehingga pemberiannya bersama obat-obatan lain yang juga bersifat hepatotoksik sebaiknya dihindari atau dimonitor ketat. Pemantauan tingkat ALT direkomendasikan setidaknya setiap bulan selama 6 bulan setelah memulai terapi leflunomide. Setelah itu, pemantauan dapat dilakukan setiap 6–8 minggu.[6,12]
Risiko Imunosupresi
Penggunaan leflunomide juga harus diperhatikan pada pasien dengan defisiensi imun, displasia sumsum tulang, atau infeksi yang tidak terkontrol. Jika terjadi infeksi berat, perlu dipertimbangkan untuk menghentikan terapi dan memulai proses eliminasi obat.
Leflunomide memiliki potensi imunosupresi sehingga dapat menyebabkan pasien menjadi lebih rentan terhadap infeksi oportunistik, khususnya pneumonia akibat Pneumocystis jiroveci, tuberkulosis paru atau ekstraparu, dan aspergillosis.
Risiko Gangguan Hematologi
Leflunomide juga dapat menimbulkan gangguan hematologi seperti pansitopenia atau trombositopenia. Sebelum pasien mulai mengonsumsi leflunomide, nilai trombosit, leukosit, hemoglobin, dan hematokrit sebagai baseline sebaiknya diperiksa. Setelah itu, pasien dipantau setiap bulan selama 6 bulan dan setiap 6–8 minggu setelahnya.[6]
Penggunaan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal
Pemberian leflunomide pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal sedang dan berat tidak dianjurkan. Sementara itu, literatur menyatakan bahwa penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal ringan diperbolehkan tetapi belum ada pedoman penyesuaian dosis yang jelas.[6]