Indikasi dan Dosis Imatinib
Indikasi imatinib adalah terapi leukemia, sindrom myelodisplastik, mastositosis sistemik, sindrom hipereosinofilik, gastrointestinal stromal tumor (GIST), dan dermatofibrosarkoma protuberan. Dosis 400 atau 600 mg dapat diberikan sekali sehari. Dosis 800 mg diberikan sebagai 400 mg 2 kali sehari.[2,3]
Leukemia Granulositik Kronis dengan Kromosom Ph +
Imatinib bisa diberikan pada pasien leukemia granulositik kronis (LGK) dewasa fase kronik, akselerasi, dan blas dengan kromosom Philadelphia positif (Ph+), serta pada pasien LGK anak fase kronik dengan Ph+.[3,8-10]
Dewasa
Dosis dewasa adalah 400 mg/hari untuk fase kronik dan 600 mg/hari untuk fase akselerasi atau krisis blas.[3,8]
Anak
Dosis yang direkomendasikan untuk anak yang baru terdiagnosis LGK adalah 340 mg/m2/hari. tidak lebih dari 600 mg. Obat dapat diberikan dalam dosis 1 kali sehari atau dosis terbagi 2 kali sehari, pagi dan malam. Belum ada studi efikasi dan keamanan penggunaannya pada anak berusia <1 tahun.[3,8]
Leukemia Limfoblastik Akut dengan Kromosom Ph +
Imatinib bisa digunakan untuk leukemia limfoblastik akut atau Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) dengan kromosom Ph+.
Dewasa
Dosis dewasa adalah 600 mg/hari untuk pasien dengan ALL refrakter atau relaps.[3,8]
Anak
Dosis anak-anak adalah 340 mg/m2/hari, tidak lebih dari 600 mg, untuk anak yang baru terdiagnosis. Dosis imatinib dapat diberikan sebagai dosis 1 kali sehari.[3,8]
Myelodysplastic/Myeloproliferative Disease (MDS/MPD)
Imatinib dapat digunakan pada pasien dewasa dengan Myelodysplastic/Myeloproliferative Disease (MDS/MPD) dalam dosis 400 mg/hari.[3,8]
Aggressive Systemic Mastocytosis (ASM)
Imatinib bisa digunakan pada pasien dewasa dengan Aggressive Systemic Mastocytosis (ASM) dalam dosis 400 mg/hari pada pasien ASM tanpa mutasi D816V c-Kit. Jika status mutasi D816V c-Kit tidak diketahui, terapi imatinib 400 mg/hari bisa dipertimbangkan untuk pasien ASM yang tidak merespon terapi lain.[3,8]
Hypereosinophilic Syndrome (HES) dan Chronic Eosinophilic Leukemia (CEL)
Imatinib bisa diberikan pada pasien dewasa dengan hypereosinophilic syndrome (HES) dan chronic eosinophilic leukemia (CEL). Dosis yang direkomendasikan pada pasien HES/CEL adalah 400 mg/hari.
Untuk pasien HES/CEL yang menunjukkan adanya FIP1L1-PDGFRa fusion kinase, dosis awal yang direkomendasikan adalah 100 mg/hari. Peningkatan dosis dari 100 mg menjadi 400 mg bisa dipertimbangkan jika tidak ada efek samping dan hasil pemeriksaan menunjukkan respon terapi belum cukup.[3,8]
Dermatofibrosarcoma Protuberans (DFSP)
Imatinib diberikan pada pasien dewasa dengan dermatofibrosarcoma protuberans (DFSP) yang tidak bisa direseksi, berulang, atau sudah bermetastasis. Dosis dewasa yang digunakan adalah 800 mg/hari.[3,8]
Gastrointestinal Stromal Tumor (GIST)
Imatinib digunakan untuk pasien dewasa dengan gastrointestinal stromal tumor (GIST) yang tidak dapat direseksi atau sudah bermetastasis, serta sebagai terapi adjuvan GIST.
Dosis yang direkomendasikan untuk pasien GIST dengan metastasis atau tidak bisa direseksi adalah 400 mg/hari. Peningkatan dosis menjadi 800 mg/hari dapat dipertimbangkan jika pasien mengalami progresi penyakit dan tidak menunjukkan adanya efek samping, diberikan dalam dosis 400 mg, 2 kali sehari.
Sementara itu, dosis terapi adjuvan pada pasien dewasa yang direkomendasikan setelah dilakukan reseksi GIST adalah 400 mg/hari.[3,8]
Modifikasi Dosis untuk Toksisitas
Imatinib bisa menyebabkan toksisitas hematologi dan hepar, yang akan memerlukan penyesuaian dosis.[3]
Toksisitas Hati
Jika peningkatan substansial dalam bilirubin (>3 kali ambang atas) atau konsentrasi aminotransferase hati (>5 kali ambang atas) terjadi, hentikan imatinib sampai konsentrasi bilirubin atau aminotransferase menurun hingga di bawah 1,5 atau 2,5 kali ambang atas. Lanjutkan terapi dengan dosis harian yang dikurangi.
Pasien dewasa yang sebelumnya menerima dosis 400, 600, atau 800 mg setiap hari dapat melanjutkan terapi dengan dosis masing-masing 300, 400, atau 600 mg setiap hari. Pasien anak yang sebelumnya menerima dosis 340 mg/m2 setiap hari dapat melanjutkan terapi dengan dosis 260 mg/m2 setiap hari.[3]
Toksisitas Hematologi
Sesuaikan dosis atau hentikan terapi jika terjadi neutropenia atau trombositopenia berat.[3]
Anak:
Pada pasien pediatrik dengan leukemia kronik fase kronik yang baru didiagnosis, sesuaikan dosis jika hitung neutrofil di bawah 1000/mm3 atau platelet kurang dari 50.000/mm3.
- Pada kejadian pertama, hentikan terapi sampai neutrofil meningkat ≥1500/mm3 dan trombosit ≥75,000/mm3, kemudian lanjutkan pada dosis setara
- Pada kejadian kedua, hentikan terapi sampai neutrofil meningkat ≥1500/mm3 dan trombosit ≥75,000/mm3, lalu lanjutkan dengan dosis dikurangi menjadi 260 mg/m2[3]
Dewasa:
Pada pasien dewasa, sesuaikan dosis jika hitung neutrofil di bawah 1000/mm3 atau platelet kurang dari 50.000/mm3.
- Pada kejadian pertama, hentikan terapi sampai neutrofil meningkat ≥1500/mm3 dan trombosit ≥75,000/mm3, kemudian lanjutkan pada dosis setara
- Pada kejadian kedua, hentikan terapi sampai neutrofil meningkat ≥1500/mm3 dan trombosit ≥75,000/mm3, kemudian lanjutkan pada dosis inisial diturunkan menjadi 300 mg/hari[3]
Premedikasi
Pada pasien dengan chronic eosinophilic leukemia (CEL) atau hypereosinophilic syndrome (HES), penyakit myelodysplastic atau myeloproliferatif, atau mastositosis sistemik agresif yang berhubungan dengan kadar eosinofil tinggi, mungkin diperlukan premedikasi atau terapi profilaksis. Ini terutama jika pasien memiliki hasil ekokardiogram atau konsentrasi troponin serum abnormal.
Premedikasi dapat dilakukan dengan pemberian prednison sistemik 1–2 mg/kg selama 1–2 minggu bersamaan dengan terapi imatinib pada saat inisiasi terapi. Premedikasi dilakukan untuk mencegah kardiotoksisitas hipereosinofilik.[3]