Pendahuluan Siklofosfamid
Siklofosfamid merupakan obat antineoplastik golongan alkylating agent yang umum digunakan untuk penanganan kanker, terutama kanker darah seperti limfoma, mieloma multipel, atau leukemia. Obat ini umumnya digunakan sebagai terapi kombinasi dengan agen kemoterapi lainnya, misalnya dengan thalidomide.[1-3]
Siklofosfamid adalah agen imunosupresif poten sehingga kegunaannya tidak terbatas hanya pada kasus malignansi saja, tetapi juga pada penyakit autoimun seperti lupus atau pada sindrom nefrotik. Walau demikian, isu toksisitas obat ini membuat penggunaannya untuk indikasi selain malignansi dibatasi hanya pada kasus berat saja.[1-3]
Siklofosfamid bersifat sitotoksik, bekerja menghambat proses replikasi dengan membentuk cross-link pada DNA. Hepatosit, sel mukosa gastrointestinal, dan sel-sel prekursor darah cenderung lebih resisten terhadap efek toksik siklofosfamid dibanding sel-sel pada organ lain. Sampai saat ini, penelitian mengenai efek samping sistemik dan toksisitas siklofosfamid masih terus dilakukan.[2,3]
Siklofosfamid memiliki nama kimia 2H-1,3,2-oxazaphosphorin-2-amine.[3,4]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Siklofosfamid
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antineoplastik |
Subkelas | Agen sitotoksik, alkylating agent[5] |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori FDA: D; Kategori TGA: D[6] |
Wanita menyusui | Siklofosfamid diekskresikan di ASI[6] |
Anak-anak | Terdapat peningkatan risiko terjadinya menopause prematur pada anak perempuan dan oligospermia/azoospermia serta atrofi testis pada anak laki-laki yang diterapi siklofosfamid[6] |
Infant | Terdapat potensi terjadi pansitopenia pada bayi yang mendapat ASI dari ibu dengan terapi siklofosfamid[6] |
FDA | Approved[6] |
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja