Efek Samping dan Interaksi Obat Levodopa
Efek samping dari levodopa terjadi akibat peningkatan dopamine pada otak dan menyebabkan gejala seperti gangguan perilaku, gangguan kontrol impuls, halusinasi, hingga delirium. Interaksi obat yang signifikan adalah dengan monoamine oxidase inhibitor (MAOI), seperti selegiline, yang dapat menyebabkan krisis hipertensi.[4,5,17]
Efek Samping
Efek samping pada pemberian levodopa merupakan efek dari peningkatan dopamine pada sistem saraf pusat. Efek samping pemberian levodopa yang sering dikeluhkan adalah mual, pusing, nyeri kepala, dan somnolen. Untuk mengatasi mual, ditambahkan pemberian carbidopa.
Pada sistem kardiovaskular, efek samping yang umum adalah hipotensi dan pusing. Hal ini menyebabkan dosis antihipertensi mungkin perlu diturunkan pada pasien yang mengonsumsi levodopa.[2,5]
Efek Samping Signifikan
Efek samping yang signifikan adalah:
- Gangguan perilaku: agitasi, agresi, bingung, paranoid, waham
- Gangguan kontrol impuls: peningkatan kebutuhan seksual, peningkatan nafsu makan, judi patologis
- Efek samping signifikan lainnya: dyskinesia, halusinasi, hingga delirium[5,17]
Efek Samping pada Lansia
Penggunaan levodopa pada lansia perlu hati-hati karena efek sampingnya lebih berat dibandingkan dengan pasien dewasa. Lansia lebih sensitif terhadap dosis levodopa terutama pada sistem saraf pusat. Pada lansia, beberapa efek samping yang bisa muncul adalah kebingungan, gejala psikotik, iritabilitas, dan peningkatan kadar homosistein. Peningkatan kadar homosistein sendiri berpotensi menyebabkan fraktur tulang panggul.[4,17]
Neuropati Perifer
Terdapat risiko terjadi neuropati perifer pada pasien dengan Parkinson yang mengonsumsi levodopa. Patogenesis terjadinya efek samping ini sendiri tidak jelas, diduga karena ada efek iatrogenik dan kerusakan neuron pada persarafan perifer. Untuk mencegah hal ini, klinisi perlu melakukan skrining defisiensi vitamin B dan asam folat, serta memberikan suplementasi ketika diperlukan.[4,18]
Overdosis
Tanda dan gejala overdosis levodopa adalah gangguan pada sistem saraf pusat, gangguan psikiatrik, dan gangguan fungsi jantung. Dekarboksilasi levodopa di perifer dapat meningkatkan dopamine, norepinefrin dan epinefrin, kemudian mengaktivasi reseptor alfa dan beta adrenergik. Hasil dari oksidasi levodopa ini juga dapat meningkatkan radikal bebas dan merusak neuron.[2,4]
Efek samping levodopa yang paling berat adalah pada kardiovaskular dan susunan saraf pusat. Pada overdosis levodopa, tanda awal dari efek kardiovaskular adalah pusing dan hipotensi. Keluhan ini kemudian berlanjut menjadi palpitasi, berkeringat dingin, hingga gangguan irama jantung. Krisis hipertensi dapat terjadi pada pasien yang mengonsumsi levodopa bersamaan dengan MAOI, seperti selegiline.[2,17]
Pemberian dosis tinggi dalam waktu lama akan menyebabkan gangguan pergerakan. Gerakan involunter umumnya akan muncul pada fase awal di mulut, rahang, dan lidah. Lambat laun gangguan pergerakan semakin progresif menjadi gerakan koreoathetoid.[2,4]
Tata laksana pada overdosis levodopa adalah suportif. Pada penggunaan akut, kumbah lambung dan karbon aktif dapat menurunkan penyerapan pada saluran cerna. Lakukan pemantauan terhadap pernapasan dan sirkulasi pasien. Akses vena dan monitor jantung perlu dipasang untuk memantau efek samping aritmia. Hemodialisis umumnya tidak bermanfaat karena ikatan pada protein plasma yang tinggi.[4,5]
Interaksi Obat
Interaksi obat levodopa yang signifikan dapat terjadi dengan MAOI, yakni menyebabkan krisis hipertensi.
Penurunan Absorpsi Levodopa
Penggunaan levodopa dengan agen antikolinergik, seperti scopolamine, dapat menyebabkan penundaan absorpsi dan peningkatan metabolisme gaster dari levodopa.
Preparat besi juga bisa menurunkan absorpsi levodopa dan carbidopa.[14]
Penurunan Efikasi Levodopa
Penurunan efikasi levodopa dapat terjadi jika digunakan dengan:
- Agen antipsikotik: phenothiazine, butyrophenone, risperidone. Obat ini juga meningkatkan risiko sindrom neuroleptik maligna
- Benzodiazepine: chlordiazepoxide, diazepam
- Agen penurun dopamin: reserpine, tetrabenazine. Penggunaan bersamaan dikontraindikasikan.
- Lainnya: isoniazid, papaverin, phenytoin, metoclopramide[14]
Peningkatan Risiko Efek Samping
Peningkatan risiko krisis hipertensi yang signifikan bisa timbul jika digunakan dengan MAOI, seperti selegiline.
Peningkatan risiko hipotensi jika digunakan dengan obat antihipertensi. Khusus penggunaan dengan metildopa, dapat terjadi toksisitas saraf pusat seperti gejala psikosis.[14]
Penulisan pertama oleh: dr. Tanessa Audrey Wihardji