Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Levodopa
Penggunaan levodopa pada kehamilan masuk FDA kategori C. Pada ibu menyusui, levodopa diketahui dikeluarkan di ASI dan dapat menurunkan kadar hormon prolaktin.[10,13]
Penggunaan pada Kehamilan
Levodopa termasuk dalam kategori C oleh FDA. Studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin. Namun, belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko pada janin.[10]
Menurut TGA, levodopa adalah kategori B3. Obat telah dikonsumsi oleh hanya sejumlah kecil wanita hamil dan wanita usia subur, tanpa peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya pada janin manusia. Studi pada hewan telah menunjukkan bukti terjadinya peningkatan kerusakan janin, yang signifikansinya dianggap tidak pasti pada manusia.[11]
Pada studi hewan, kelinci yang diobati dengan levodopa dan carbidopa menghasilkan feses yang lebih kecil dan keturunannya mengalami kelainan bentuk visceral dan kerangka.[4]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Data terbatas menunjukkan bahwa levodopa dikeluarkan ke ASI dalam jumlah sedikit. Sediaan levodopa lepas lambat dapat menyebabkan kadar ASI yang lebih sedikit ke bayi yang disusui dibandingkan dengan sediaan lepas cepat.
Meski demikian, beberapa studi menunjukkan bahwa levodopa dapat menurunkan kadar prolaktin serum selama menyusui. Pada ibu dengan proses laktasi yang sudah mapan, pemberian levodopa mungkin tidak mempengaruhi kemampuan untuk menyusui.
Efek penggunaan levodopa jangka panjang pada ibu menyusui belum dievaluasi secara memadai. Meskipun beberapa ibu berhasil menyusui bayinya tanpa risiko yang nyata saat menggunakan levodopa dosis rendah untuk penyakit Parkinson, obat ini seharusnya hanya diberikan jika manfaat yang didapat melebihi risiko pada janin.[13]
Penulisan pertama oleh: dr. Tanessa Audrey Wihardji