Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Albumin
Penggunaan albumin pada kehamilan dan menyusui tidak disarankan. FDA memasukkan albumin dalam Kategori C, sedangkan TGA belum mengklasifikasikan albumin. Pada ibu menyusui, belum diketahui apakah albumin dikeluarkan ke ASI atau tidak.[4,8]
Penggunaan pada Kehamilan
Food and Drug Administration (FDA) memasukkan albumin dalam kategori C. Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Albumin adalah produk darah yang dapat digunakan sebagai terapi hipoalbuminemia, hipoproteinemia, dan hipovolemia.[3,4]
Sementara, Therapeutic Goods Administration (TGA) tidak memasukkan infus albumin ke dalam kategori kehamilan apapun.[7]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Belum diketahui apakah albumin dikeluarkan melalui ASI atau tidak, bagaimana pengaruhnya pada produksi ASI, dan efek jangka pendek ataupun panjang pada bayi yang menyusui. Apabila klinisi ingin menggunakan albumin pada ibu menyusui, pastikan untuk mempertimbangkan besaran manfaat dibandingkan dengan potensi risikonya.[8]