Pendahuluan Esomeprazole
Esomeprazole adalah obat golongan proton-pump inhibitor (PPI) yang banyak digunakan dalam terapi gangguan refluks asam, termasuk penyembuhan dan pemeliharaan esofagitis erosif dan gastroesophageal reflux disease (GERD). Esomeprazole juga digunakan untuk ulkus peptikum, eradikasi Helicobacter pylori, pencegahan perdarahan gastrointestinal akibat penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) jangka panjang, serta pengobatan hipersekresi patologis termasuk Sindrom Zollinger-Ellison.[1]
Di Indonesia, esomeprazole tersedia untuk konsumsi per oral dan injeksi. Sediaan oral esomeprazole adalah tablet salut enterik. Sementara itu, sediaan injeksi adalah bubuk putih dalam vial.
Esomeprazole menekan sekresi asam lambung dengan menghambat H+/K+-ATPase di sel parietal lambung. Dengan bekerja secara khusus pada pompa proton, esomeprazole memblokir langkah terakhir dalam produksi asam, sehingga menurunkan keasaman lambung.[2]
Penghambat pompa proton seperti esomeprazole telah dikaitkan dengan beberapa efek samping seperti diare, kantuk, peningkatan insiden infeksi Clostridium difficile, peningkatan risiko gastroenteritis akut, dan pneumonia komunitas. Esomeprazole juga dapat menyebabkan gangguan absorpsi vitamin B12 dan vitamin C, perubahan penyerapan zat besi non-heme, peningkatan risiko patah tulang pinggul, dan gastritis atrofi.[3]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Esomeprazole
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat untuk saluran cerna [1] |
Subkelas | Antiulkus [1,4] |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori FDA: C [5] Kategori TGA: B3 [6,7] |
Wanita menyusui | Dikeluarkan ke ASI dalam jumlah sedikit [8] |
Anak-anak | Dapat digunakan sesuai indikasi untuk anak di atas 1 tahun [9] |
Infant | Manfaat dan keamanan belum diketahui [9] |
FDA | Approved [9] |