Kontraindikasi dan Peringatan Ondansetron
Kontraindikasi ondansetron mutlak adalah riwayat hipersensitivitas terhadap obat dan penggunaannya bersama obat apomorphin dan dronedarone. Pada beberapa kelompok, penggunaan ondansetron perlu diawasi dan diperhatikan, namun tetap dapat diberikan.[2,6,10]
Kontraindikasi
Kontraindikasi ondansetron mutlak adalah riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini dan penggunaannya bersama obat apomorphin dan dronedarone karena dapat menimbulkan hipotensi dan penurunan kesadaran.[2,6,10]
Selain itu, penggunaan ondansetron bersama dengan amiodaron, amitriptilin, azitromisin, chlorpromazine, ciprofloxacin, cisapride, clarithromycin, clozapine, desipramine, eritromicin, fluconazole, fluoxetine, formoterol, haloperidol, levofloksasin, mefloquine, moksifloksasin, octreotide, ofloksasin, quinidine, risperidone, sertraline, sumatriptan, dan/atau tacrolimus dapat menyebabkan efek serius seperti sindrom serotonin sehingga sebaiknya dihindari.[2,6,10]
Peringatan
Penggunaan ondansetron sebaiknya diawasi ketat pada pasien dengan:
Gangguan Kardiovaskular dan Elektrolit
Ondansetron dapat menyebabkan bradikardia, hipotensi, dan aritmia pada sekitar 1-10% pasien. Oleh karena itu, pasien yang mempunyai riwayat tersebut sebaiknya diawasi dengan ketat bila diresepkan ondansetron.
Selain itu, pasien dengan gangguan jantung seperti gagal jantung dan riwayat hipokalemia dan magnesemia sebaiknya dihindari karena dapat terjadi aritmia akibat pemanjangan interval QT.[6,9,10]
Gangguan Hati
Penggunaan ondansetron pada pasien dengan gangguan fungsi hati berat sebaiknya dihindari, tetapi bila dibutuhkan, maka terdapat penyesuaian dosis yaitu pada pasien dengan gagal hati dengan skor Child-Pugh ≥10 penggunaan ondansetron maksimal diberikan 8 mg sehari.[2,6,10]
Konsumsi Obat-Obatan Lain
Pada pasien yang mengonsumsi obat carbamazepine, efavirenz, deksametason, indinavir, isoniazid, itraconazole, ketoconazol, lopinavir, metformin dan/atau phenobarbital sebaiknya dalam pengawasan ketat.[2,6,10]
Konstipasi
Ondansetron dapat memperparah penyakit konstipasi.[2]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja