Pendahuluan Sildenafil
Sildenafil, atau umumnya dikenal dengan Viagra®, adalah obat yang digunakan dalam pengelolaan disfungsi ereksi dan hipertensi arteri pulmonal. Sildenafil masuk dalam golongan obat phosphodiesterase-5 inhibitor (PDE5-I).[1,2]
Pasien tidak disarankan mendapat sildenafil jika memiliki gangguan kardiovaskular yang menyebabkan dirinya tidak dianjurkan melakukan aktivitas seksual. Penggunaan sildenafil dengan penyekat alfa seperti tamsulosin dan obat antihipertensi seperti amlodipine juga tidak direkomendasikan karena dapat terjadi hipotensi.
Edukasi pasien untuk segera datang ke layanan kesehatan jika ereksi bertahan melebihi 4 jam setelah penggunaan sildenafil. Gunakan sildenafil secara hati-hati pada pasien yang rentan mengalami priapismus.
Peringatan yang harus diperhatikan selama penggunaan sildenafil adalah risiko munculnya neuropati optik. Minta pasien untuk menghentikan penggunaan dan segera datang ke layanan kesehatan jika terjadi buta mendadak pada satu atau kedua mata.[3]
Sildenafil merupakan terapi oral pertama yang dilaporkan efektif untuk mengatasi disfungsi ereksi pada pria, baik yang disebabkan oleh karena faktor organik, psikogenik, atau campuran keduanya. Selain digunakan untuk masalah disfungsi ereksi, sildenafil juga digunakan untuk terapi hipertensi arteri pulmonal (pulmonary arterial hypertension). Obat ini juga terkadang digunakan secara off label untuk terapi hipertensi pulmonal pada neonatus.[4,5]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Sildenafil
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat untuk saluran kemih[1] |
Subkelas | Penghambat phosphodiesterase type 5 (PDE5)[1] |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori FDA: B[3] Kategori TGA: B1[6] |
Wanita menyusui | Dikeluarkan pada ASI dalam jumlah kecil[7] |
Anak-anak | Tidak disarankan digunakan pada anak. Tetapi kerap digunakan secara off label untuk terapi hipertensi pulmonal pada neonatus[3] |
FDA | Approved[3] |