Pendahuluan Asam Traneksamat
Asam traneksamat adalah suatu agen antifibrinolitik yang digunakan untuk mengatasi kondisi hiperfibrinolisis, seperti yang mungkin terjadi pada kasus menorrhagia dan perdarahan postpartum. Hiperfibrinolisis merupakan suatu keadaan di mana bekuan darah terlalu cepat dipecah.[1,2]
Asam traneksamat bekerja dengan menghambat aktivitas plasmin, enzim yang bertanggung jawab dalam proses penguraian fibrin, komponen utama dari bekuan darah. Dengan menghambat fibrinolisis, asam traneksamat dapat memperlambat proses penguraian bekuan darah, memungkinkan waktu yang lebih lama bagi bekuan darah untuk membantu menghentikan perdarahan.
Penggunaan asam traneksamat dalam praktik klinis biasanya membutuhkan pemantauan ketat terhadap parameter koagulasi pasien untuk memastikan efikasi dan mencegah kemungkinan terjadinya efek samping seperti trombosis.[1,3]
Kontroversi seputar penggunaan asam traneksamat mencakup perdebatan terkait risiko potensial dari trombosis, terutama pada populasi pasien dengan faktor risiko tinggi, seperti orang dengan riwayat penyakit tromboemboli vena, misalnya deep vein thrombosis, atau kondisi prothrombotik.
Selain itu, terdapat pertanyaan mengenai dosis optimal dan durasi pengobatan asam traneksamat, karena pemberian dosis tinggi atau penggunaan berkepanjangan dapat meningkatkan risiko efek samping seperti gangguan penglihatan atau kebingungan.[2]
Di Indonesia, asam traneksamat tersedia dalam merek dagang Tranexid®, Tranec®, Nexitra®, Lexatrans®, Quanex®, Kalnex®, dan Nutranex®.[4]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Asam Traneksamat
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat yang mempengaruhi darah[5] |
Subkelas | Obat yang memengaruhi koagulasi[5] |
Akses | Resep[5] |
Wanita hamil | Kategori FDA: B[6] Kategori TGA: B1[7] |
Wanita menyusui | Dikeluarkan ke ASI[8] |
Anak-anak | Asam traneksamat tidak digunakan pada usia pra-menarke[9,10] |
Infant | |
FDA | Approved[8-10] |
Penulisan pertama oleh: dr. Georgia Nadia