Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Aripiprazole
Penggunaan aripiprazole pada kehamilan tidak disarankan. Aripiprazole dimasukkan dalam kategori C berdasarkan FDA dan TGA. Sementara itu, keamanan penggunaan aripiprazole pada ibu menyusui masih belum diketahui, sehingga disarankan untuk memilih obat alternatif lain.[2,6,7]
Penggunaan pada Kehamilan
FDA memasukkan aripiprazole dalam Kategori C. Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[2]
TGA juga memasukkan aripiprazole dalam Kategori C. Penggunaannya dapat menyebabkan atau diduga menyebabkan efek yang berbahaya pada janin tanpa menyebabkan malformasi. Penggunaannya pada ibu hamil dapat dipertimbangkan hanya bila manfaat yang akan diperoleh ibu melebihi risiko yang akan didapatkan oleh janin.[6]
Studi tentang keamanan dan efikasi aripiprazole pada kehamilan belum tersedia. Dalam studi tentang penggunaan antipsikotik lain pada kehamilan, dilaporkan bahwa bayi berisiko mengalami gejala ekstrapiramidal atau putus obat. Dalam studi hewan, aripiprazole dikaitkan dengan malformasi dan kematian janin pada dosis yang lebih tinggi dari dosis maksimum yang direkomendasikan untuk manusia.
Aripiprazole hanya boleh diresepkan pada kehamilan jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya. Perlu dicatat bahwa neonatus dengan paparan aripiprazole pada trimester ketiga dapat menunjukkan gejala ekstrapiramidal atau putus obat.[1]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Data terbatas menunjukkan bahwa dosis ibu aripiprazole hingga 15 mg setiap hari menghasilkan kadar yang rendah dalam ASI. Meski demikian, sampai ada data yang lebih pasti, penggunaan obat alternatif lain, seperti olanzapine dan risperidone, lebih dianjurkan.
Aripiprazole dapat menurunkan prolaktin serum. Kasus penghentian laktasi selama terapi aripiprazole juga telah dilaporkan. Selain itu, dapat terjadi galactorrhea dan ginekomastia.[7]