Pengawasan Klinis Vaksin Campak
Pengawasan klinis pada pemberian vaksin campak diperlukan terkait efek samping yang mungkin terjadi, terutama reaksi anafilaksis yang dapat berakibat fatal. Efek samping lain, misalnya kejang demam atau trombositopenia juga memerlukan pengawasan klinis.
Reaksi Anafilaksis
Reaksi hipersensitivitas, seperti angioedema dan anafilaksis dapat terjadi pascavaksinasi mengandung virus campak. Meskipun jarang terjadi, pengawasan klinis diperlukan, karena anafilaksis berpotensi berakibat fatal. Pengawasan klinis juga diperlukan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap telur, sebab mungkin lebih berisiko untuk mengalami hipersensitivitas karena vaksin campak.[2,4]
Kejang Demam
Pengawasan klinis terhadap risiko kejang demam terutama diperlukan bagi pasien yang memiliki riwayat kejang terkait etiologi apapun dalam keluarganya. Onset kejang demam dapat timbul dalam 7–19 hari, dengan frekuensi kejadian 1 kasus per 3.000 dosis.[4,6]
Trombositopenia
Pada pasien dengan riwayat trombositopenia atau purpura, diperlukan pengawasan klinis untuk terjadinya trombositopenia setelah vaksinasi. Trombositopenia dapat terjadi dalam 15–35 hari pascavaksinasi. Biasanya, trombositopenia bersifat transien, dan jarang menyebabkan perdarahan.[2,4]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra