Kontraindikasi dan Peringatan Vaksin Pertusis
Kontraindikasi mutlak pemberian vaksin pertusis adalah adanya reaksi anafilaksis terhadap vaksin maupun komponen vaksin.
Kontraindikasi
Pasien dengan reaksi alergi berat yang mengancam jiwa setelah mendapatkan dosis pertama vaksinasi DtaP, Tdap, maupun DPT dikontraindikasikan untuk mendapatkan vaksin pertusis setelahnya. Selain itu, pasien yang mengalami ensefalopati yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab lain dalam 7 hari setelah pemberian DTP, DtaP, atau Tdap juga tidak diperbolehkan mendapatkan vaksin pertusis setelahnya.[28]
Peringatan
Pemberian vaksin pertusis perlu diperhatikan atau dapat ditunda jika ditemukan kondisi berikut:
- Gangguan neurologis yang tidak stabil atau progresif seperti spasme pada bayi, kejang yang belum terkontrol, atau ensefalopati progresif. Pada kondisi ini pemberian vaksin yang mengandung pertusis dapat ditunda sampai penyebab gangguan neurologis diketahui dan dapat distabilkan
- Sakit dengan derajat sedang atau berat, dengan atau tanpa demam
Karena sediaan vaksin pertusis bersamaan dengan vaksin difteri dan tetanus, adanya peringatan terhadap vaksin difteri dan tetanus juga perlu diperhatikan, seperti:
- Timbulnya gejala Guillain-Barré dalam kurun waktu kurang dari 6 minggu setelah pemberian vaksin yang mengandung tetanus-toksoid
- Riwayat reaksi hipersensitivitas tipe Arthus setelah pemberian vaksin yang mengandung tetanus atau difteria tokosid. Pada kondisi ini pemberian vaksin yang mengandung tetanus toksoid perlu ditunda minimal 10 tahun setelah gejala mereda[28]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja