Kontraindikasi dan Peringatan Vaksin COVID-19 Sinovac
Kontraindikasi vaksin Sinovac atau CoronaVac adalah untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap komponen dari vaksin ini dan pasien dengan imunodefisiensi primer. Sedangkan untuk pasien dengan penyakit akut dan/atau serangan akut dari penyakit kronik, vaksinasi harus ditunda.
Kontraindikasi
Vaksin CoronaVac dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap komponen dari vaksin ini, dan pasien dengan imunodefisiensi primer. Vaksin ini juga belum dapat diberikan pada anak, bayi, ibu hamil, dan menyusui karena belum terdapat data terkait keamanan dan efikasi obat pada populasi tersebut.[1,3]
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan kondisi di bawah ini sebagai kondisi yang belum layak untuk dilakukan vaksinasi CoronaVac, yaitu:
- Pasien penyakit autoimun sistemik, seperti systemic lupus erythematosus (SLE), Sjogren syndrome, rheumatoid arthritis, dan vaskulitis
- Pasien dengan riwayat reaksi efek samping berat terhadap vaksin, seperti asma, urtikaria, dispnea, atau edema angioneurotik[3,9,11]
Bukan Kontraindikasi Vaksin CoronaVac
Vaksin CoronaVac tidak dikontraindikasikan pada pasien dengan penyakit akut dan/atau serangan akut dari penyakit kronik. Namun, pemberiannya harus ditunda hingga kondisi akut telah tertangani. Selain itu, vaksin CoronaVac harus digunakan secara hati-hati pada kondisi sebagai berikut:
- Lansia usia >59 tahun dengan kelayakan vaksinasi ditentukan oleh kondisi frailty (kerapuhan), di mana lansia belum layak divaksin jika skor dari kuesioner RAPUH lebih dari 2
- Pasien trombositopenia atau gangguan koagulasi, karena injeksi vaksin ini secara intramuskular dapat menyebabkan perdarahan
- Pasien dengan riwayat imunodefisiensi atau mendapat terapi imunosupresi, seperti terapi imunoglobulin intravena dan kortikosteroid jangka panjang, karena respon imun terhadap vaksin bisa melemah sehingga sebaiknya pemberian vaksin ditunda hingga terapi selesai
- Pasien epilepsi tidak terkontrol, dan penyakit neurologis progresif lainnya seperti Guillain-Barre Syndrome
- Pasien penyakit kronik serius, misalnya penyakit jantung, hipertensi tidak terkontrol, diabetes mellitus tidak terkontrol, penyakit hati dan ginjal, dan keganasan. Vaksinasi COVID-19 pada pasien diabetes mellitus sebenarnya diperlukan.[3,9,11]
Rekomendasi individu atau pasien mana saja yang dapat menerima vaksin coronaVac ini kemungkinan besar akan berubah, hal ini sejalan dengan pengalaman klinis pemberian vaksin yang akan semakin banyak.
Peringatan
Peringatan adalah tindakan yang perlu dipahami sebagai upaya kehati-hatian saat pemberian vaksin CoronaVac, di antaranya:
- Vaksin CoronaVac tidak boleh diberikan bersamaan dengan vaksin lain
- Epinefrin injeksi dan perlengkapan resusitasi jantung paru lain harus tersedia untuk mengontrol reaksi alergi yang serius, seperti reaksi anafilaksis
- Jangan memaparkan desinfektan terhadap vaksin saat membuka vial vaksin dan melakukan injeksi
- Vaksin CoronaVac tidak boleh dibekukan dan diberikan sesegera mungkin setelah dikeluarkan dari pendingin dan vial dibuka[3,9]
Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari