Efek Samping dan Interaksi Obat Vitamin B3 (Niasin)
Efek samping Vitamin B3 (niasin) yang dikenal juga dengan asam nikotinat paling sering ditemukan adalah flushing. Flushing ditandai dengan kemerahan pada kulit wajah, dada, atau lengan yang disertai dengan rasa panas dan gatal. Efek samping berat niasin adalah hepatotoksisitas pada pemberian obat niasin extended release. Terdapat interaksi pemberian niasin dengan obat golongan statin karena meningkatkan efek samping seperti rhabdomyolysis.
Efek Samping
Efek samping vitamin B3 atau niasin bersifat sementara dan berkaitan dengan formulasi dan karakteristik metabolik dari niasin.
Efek samping penggunaan vitamin B3:
- Dermatologi: flushing, pruritus, hiperpigmentasi, hyperkeratosis, urtikaria, rash
- Kardiovaskular: takikardia, palpitasi, nyeri kepala, hipotensi, perasaan panas, aritmia pada pasien dengan CAD
- Endokrin: meningkatkan gula darah puasa, hipotiroidisme
- Hepar: jaundice, peningkatan fungsi hepar, hepatomegaly, kolestasis dan infiltrasi limfosit diantara empedu
- Hematologi: peningkatan hitung trombosit, meningkatkan prothrombin time (PT)
- Lainnya: hiperurisemia, amblyopia toksis[8,9,15,22]
Efek samping berbahaya pada penggunaan vitamin B3 adalah penyakit ulkus peptikum, aritmia, anafilaksis, hepatotoksisitas, nekrosis hepatik, fulminan hepatotoksisitas dan edema makular.[7]
Interaksi Obat
Interaksi obat niasin dan statin dosis >1 gram/hari meningkatkan risiko terjadinya rhabdomyolysis.
Tabel 1. Interaksi Vitamin B3 (Niasin)
Interaksi Obat | Nama Obat |
Peningkatan risiko rhabdomiolisis | Simvastatin, rosuvastatin, pravastatin, pitavastatin, lovastatin, fluvastatin |
Menurunkan efektivitas allopurinol | Allopurinol |
Mengurangi efektivitas vitamin B3 | Colestyramine |
Meningkatkan risiko perdarahan | Warfarin |
Meningkatkan risiko hipotensi postural | Semua obat antihipertensi |
Menurunkan efektivitas Insulin | Insulin glargine, NPH,inhaled, lispro, detemir, aspart |
Meningkatkan jumlah karbamazepin dengan cara menurunkan clearance ginjal | Carbamazepin |
Sumber: dr. Yeni Purnamasari, 2020
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri