Pendahuluan Vitamin B7 (Biotin)
Vitamin B7 atau biotin merupakan vitamin larut air yang digunakan untuk tata laksana defisiensi biotin, yang dapat bermanifestasi sebagai alopecia, dermatitis seboroik, dan gangguan neurologis. Biotin juga umumnya digunakan dalam produk-produk kosmetik untuk rambut, kulit, dan kuku. Dalam perkembangannya, biotin dikenal dengan berbagai nama, yaitu “koenzim R”, vitamin H”, dan “faktor X”.[1,2]
Biotin merupakan komponen penting untuk menjamin berlangsungnya reaksi-reaksi metabolik dan menjalankan fungsi tingkat seluler. Asupan biotin untuk manusia dan mamalia lain didapatkan dari diet. Sumber makanan yang kaya biotin adalah sumber makanan hewani, seperti daging, hati, jantung, kuning telur, dan susu sapi. Biji-bijian dan kacang-kacangan juga mengandung biotin tetapi dalam jumlah lebih sedikit.[2,3,4]
Belakangan ini, banyak studi dilakukan untuk mengetahui potensi sintesis biotin dari mikroflora usus besar. Namun, hasil studi belum dapat menyimpulkan apakah sintesis endogen pada manusia dapat berkontribusi signifikan terhadap status nutrisi atau konsentrasi biotin secara keseluruhan dalam darah.[2,4]
Efek samping konsumsi biotin dosis tinggi adalah terpengaruhnya hasil pemeriksaan laboratorium tertentu, misalnya pemeriksaan kadar hormon tiroid pada kasus hipertiroid dan tirotoksikosis. Untuk individu yang sering memakai biotin dosis tinggi, konsumsi biotin sebaiknya ditunda selama beberapa hari sebelum pemeriksaan laboratorium untuk menghindari kemungkinan kerancuan hasil (positif palsu atau negatif palsu).[1,2]
Nama kimia: hexahydro-2-oxo-1H-thieno(3,4-d)imidazole-4-pentanoic acid.[2,5]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Biotin
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Vitamin dan mineral[6] |
Subkelas | - |
Akses | Dijual bebas |
Wanita hamil | Data keamanan masih terbatas[7] |
Wanita menyusui | Biotin diekskresikan dan dideteksi dalam ASI[7] |
Anak | Dapat digunakan sesuai panduan Angka Kecukupan Gizi[7,8] |
Infant | Dapat digunakan sesuai panduan Angka Kecukupan Gizi[7,8] |
FDA | Approved[9] |
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur