Pentingnya Terapi Dini Common Cold dengan Obat Kumur Antiseptik Povidone Iodine

Oleh :
dr. Reren Ramanda

Penggunaan obat kumur antiseptik povidone iodine (PVP-I) di awal gejala common cold dapat menurunkan viral load sehingga mempercepat proses penyembuhan.  Common cold atau selesma merupakan infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh infeksi virus, terutama Rhinovirus, sehingga tidak memerlukan terapi antibiotik. Penanganan common cold yang tidak cepat dan tepat dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut atau bahkan koinfeksi bakteri.[1-4]

Komplikasi common cold antara lain otitis media, sinusitis, bronkiolitis, pneumonia, dan eksaserbasi asma atau penyakit paru obstruksi. Oleh karena itu, peran dokter pada penatalaksanaan common cold sangat penting untuk mencegah perburukan. Saat ini, penggunaan obat kumur (gargle) antiseptik dapat menjadi pilihan terapi dini bagi pasien common cold, mengingat profil risikonya yang cukup dapat ditoleransi dan sudah digunakan selama beberapa dekade tanpa ditemukan adanya efek samping berat yang permanen.[4]

The,Scenery,Which,Puts,Gargling,Medicine,In,The,Cup.covid,19.

Imunitas Tubuh dan Common Cold

Common cold sering ditemukan pada praktik kedokteran, yang akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu kurang dari 1 minggu. Studi Keshvari et al menunjukkan bahwa 42,1% responden akan segera mendatangi dokter saat pertama kali gejala common cold muncul.[1,2]

Common cold dilaporkan menjadi penyebab utama karyawan tidak masuk kantor dan anak-anak tidak masuk sekolah. Setiap tahunnya, rata-rata orang dewasa akan mengalami 2‒3 kali infeksi common cold, sedangkan anak-anak lebih sering lagi.[1]

Faktor risiko common cold di antaranya sering berada di keramaian, stress, kebiasaan merokok dan minum minuman keras, status imunologis, jenis kelamin, usia, pola tidur, musim, aktivitas fisik, serta nutrisi. Tanda dan gejala common cold biasanya muncul di hari ke-2 dan ke-3 setelah inkubasi, dengan manifestasi pilek atau kongesti nasal, batuk, bersin, nyeri kepala, nyeri tubuh, demam, dan nyeri tenggorokan.[1,4]

Riwayat Common Cold Meningkatkan Imunitas Tubuh

Gejala sistemik common cold diperantarai oleh sitokin, seperti interleukin (IL-6, IL-8) yang dilepaskan oleh leukosit dan sitokin lain seperti (TNF-α). Sementara itu, gejala lokal dimediasi oleh bradikinin dan prostaglandin yang akan memengaruhi pembuluh darah dan saraf sehingga menyebabkan nyeri tenggorokan, bersin, pilek, serta  vasodilatasi dan kongesti nasal. Kedua mediator inflamasi ini juga dapat memediasi sitokin untuk menginduksi timbulnya gejala nyeri otot dan nyeri kepala.[4]

Penatalaksanaan common cold secara umum dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu terapi preventif untuk membantu sistem imun pasien, terapi saat tanda awal muncul, dan terapi simptomatis untuk mengurangi gejala dan tanda common cold.[3]

Terdapat studi menunjukkan bahwa infeksi virus ringan atau yang biasa disebut common cold ini memiliki manfaat dalam membantu melatih sistem imun manusia. Contohnya, infeksi ringan virus SARS CoV-2 dapat membantu menginduksi sel T memori tanpa didahului oleh reaksi inflamasi terlebih dahulu, sehingga pasien akan tampak tidak bergejala. Proses ini sudah termasuk imunisasi secara tidak langsung.[5]

Studi oleh Leschak et al juga menunjukkan hal serupa, orang-orang dengan kontak sosial yang tinggi, otomatis akan terpapar berbagai jenis virus secara rutin di udara. Ternyata mereka juga memiliki imunitas antivirus yang lebih baik daripada orang yang terisolasi secara sosial dan jarang berinteraksi.[6]

Saat ini diketahui bahwa common cold yang pernah dialami seseorang dapat membantu imunitas tubuh saat melawan infeksi virus SARS-CoV-2 melalui mekanisme reaktivasi silang ingatan sistem imun. Berbagai hasil studi menunjukkan pentingnya menjaga tingkat imunitas dalam spektrum yang lebih luas pada lingkungan, untuk mencegah infeksi virus berat akibat respon sistem imun yang tidak baik.[7]

Immunity Debt Akibat Pandemi COVID-19

Pada awal tahun 2020, telah terjadi pandemi di seluruh dunia akibat virus SARS CoV-2, yang mengakibatkan penyakit COVID-19. Kondisi pandemi memaksa institusi kesehatan di berbagai belahan dunia menganjurkan masyarakatnya untuk menjalankan protokol kesehatan secara ketat, termasuk lockdown untuk menurunkan penyebaran infeksi yang tinggi.[3,8]

Beberapa studi kemudian mendapatkan bahwa kondisi tersebut menimbulkan immunity debt di populasi. Apabila ditinjau dari sisi individu, sebenarnya hal ini bukan masalah yang terlalu serius, karena hilangnya sirkulasi beberapa virus saluran napas tidak terlalu memengaruhi proteksi imunitas individu tersebut. Imunitas individu dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik intrinsik setiap orang.[3,8-10]

Namun, dalam skenario komunitas, immunity debt dapat menjadi fatal karena akan menimbulkan gelombang pandemi baru.[8,10]

Peran Obat Kumur Antiseptik Povidone Iodine pada Common Cold

Produk povidone iodine(PVP-I), khususnya sediaan gargle atau obat kumur, dapat menjadi pilihan terapi common cold di populasi. Berdasarkan studi in vitro yang dilakukan oleh Eggers et al, PVP-I dapat secara efektif mengeliminasi bakteri dan virus penyebab infeksi saluran napas bagian atas hingga 99,99%.[3]

Manfaat Obat Kumur Antiseptik Povidone Iodine

PVP-I akan segera bekerja setelah berada di permukaan mukosa oral, di mana iodin akan segera  mempenetrasi dinding sel mikroorganisme patogen. Selanjutnya, iodin akan mengganggu sintesis struktur protein, komponen membran, dan asam nukleat patogen. Selain itu, iodin bebas juga dapat mengganggu fungsi enzim sitosolik yang penting dalam mata rantai pernapasan patogen menjadi terdenaturasi dan terdeaktivasi.[11,12]

Studi penggunaan PVP-I gargle sebagai standar pra-prosedural area oral menunjukkan penurunan secara signifikan jumlah virus dan bakteri dari aerosol yang terbentuk saat prosedur medis dilakukan. Oleh karena itu, penggunaan PVP-I dapat diimplementasikan pada skenario klinis pelayanan pasien harian untuk menurunkan risiko infeksi silang tenaga medis dan pasien saat prosedur medis dilakukan.[13]

Komisi kesehatan Australia menganjurkan penggunaan PVP-I gargle untuk menangani nyeri tenggorokan yang sering terjadi pada pasien COVID-19. Studi menunjukkan efek bakterisidal yang poten terhadap bakteri saluran napas, seperti Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus Pneumoniae, dan menginaktivasi virus saluran napas, seperti SARS-CoV, MERSCoV, influenza virus A (H1N1), dan rotavirus, setelah 15 detik terpapar PVP-I.[14]

Studi oleh Matsuyama et al menunjukkan bahwa penggunaan PVP-I gargle saat timbul gejala awal infeksi SARS CoV-2 (penggunaan lebih dini) sangat bermanfaat untuk menurunkan viral load  dan meningkatkan viral clearance.[15]

Keamanan Obat Kumur Antiseptik Povidone Iodine

Profil keamanan PVP-I saat ini sudah terpetakan dengan cukup baik. Berbekal pengalaman pemakaian klinis selama lebih dari 60 tahun, PVP-I menjadi alternatif pilihan antiseptik gargle yang aman. Berbeda dengan agen antiseptik lain, produk PVP-I perawatan oral tidak mengakibatkan iritasi atau kerusakan pada mukosa oral meskipun digunakan jangka panjang.[3,16]

Selain itu, PVP-I merupakan antiseptik spektrum luas yang sampai saat ini belum ada laporan kasus resistensi, berbeda dengan antiseptik lain yang serupa, seperti chloroxylenol, chlorhexidine, dan senyawa amonium kuarterner[12]

Namun, perlu diperhatikan bahwa iodine dapat diabsorbsi secara sistemik melalui pemakaian oral rutin. Terdapat laporan dampak penggunaan obat kumur PVP-I secara teratur dalam waktu jangka panjang, tetapi laporan ini sangat jarang.

Sebuah studi kasus terkontrol yang dilakukan di Singapura pada tahun 2022 membandingkan fungsi tiroid pada subjek yang menggunakan obat semprot tenggorokan PVP-I 0,45% sebanyak 3 kali sehari selama 42 hari dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mendapat vitamin C. Fungsi tiroid yang diperiksa saat sebelum dan 42 hari setelah intervensi terdiri dari kadar TSH, free T3, free T4, dan tiroglobulin.[17]

Hasil studi ini tidak ditemukan perbedaan yang signifikan secara klinis antara kedua kelompok. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan obat semprot tenggorokan PVP-I secara teratur hingga 42 hari tidak memberikan dampak pada fungsi tiroid pasien tanpa penyakit tiroid yang sudah ada sebelumnya.[17]

Penelitian lain melaporkan pasien yang menggunakan PVP-I, baik obat kumur maupun obat semprot tenggorokan, mengalami paraesthesia (kesemutan) area hidung. Sementara, peningkatan hormon tiroid melebihi nilai normal dilaporkan hanya pada 5 pasien (jumlah subjek 90 orang), dan hormon tiroid kembali normal pada hari ke-7 hingga ke-12 hari kemudian.[16]

Kesimpulan

Common cold adalah kondisi medis ringan yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus saluran napas, dan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Common cold memiliki gejala awal seperti bersin, pilek, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan, dan reaksi sistemik seperti nyeri seluruh badan dan demam.

Pandemi COVID-19 berpotensi menyebabkan immunity debt di populasi akibat pelaksanaan protokol kesehatan isolasi mandiri. Setelah protokol tersebut dicabut, risiko gejala berat akibat infeksi saluran napas di populasi dapat meningkatkan.

Terapi common cold yang dini dan tepat akan  menurunkan risiko komplikasi berat. Salah satu terapi awal common cold adalah obat kumur atau gargle antiseptik PVP-I. Saat ini, sudah tersedia PVP-I antiseptik gargle untuk mengatasi keluhan nyeri tenggorokan yang biasa muncul pada masa awal infeksi virus penyebab common cold.

PVP-I gargle dapat menjadi terapi pada infeksi common cold karena profil keamanannya yang cukup baik serta efektivitasnya yang tinggi dalam mengeliminasi bakteri dan virus di mulut. Penggunaan PVP-I dapat pula membantu menurunkan angka penggunaan antibiotik pada infeksi saluran napas bagian atas, termasuk common cold.

Referensi