Pendahuluan Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. Transmisi trikomoniasis terutama terjadi melalui hubungan seksual sehingga trikomoniasis banyak terjadi pada individu yang aktif secara seksual. Transmisi vertikal dari ibu ke bayi saat persalinan juga dapat terjadi namun jarang.[1,2]
Diagnosis trikomoniasis ditegakkan dengan adanya riwayat paparan faktor resiko, manifestasi klinis yang muncul, dan identifikasi Trichomonas vaginalis. pada pemeriksaan laboratorium.
Perilaku hubungan seksual tanpa proteksi, pasangan seksual lebih dari satu, kontak seksual dengan pasangan terinfeksi, memiliki riwayat penyakit menular seksual merupakan faktor resiko trikomoniasis yang umum terjadi.
Gejala klasik trikomoniasis pada wanita yaitu duh vagina yang tipis, berbusa, purulen kekuningan/kehijauan, atau berdarah. Sedangkan pada pria, trikomoniasis umumnya bersifat asimtomatik dan jarang ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik.
Pada pasien dengan gejala trikomoniasis, perlu dipertimbangkan adanya infeksi menular seksual lain maupun koinfeksi, seperti vaginosis bakterial, kandidiasis urogenital, klamidia, gonore, prostatitis non-bakterial, dan pelvic inflammatory disease.
Diagnosis definitif trikomoniasis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan mikroskop, kultur, dan pemeriksaan diagnostik molekular seperti nucleic acid amplification tests (NAATs) dan rapid test.[1,3]
Diagnosis dan terapi yang dini dapat segera mengeliminasi Trichomonas vaginalis sehingga mencegah transmisi berkelanjutan dan menurunkan resiko komplikasi. Trikomoniasis diterapi dengan obat oral golongan 5-nitroimidazole dengan pilihan utama metronidazole.
Prognosis trikomoniasis umumnya baik, namun rekurensi sering terjadi akibat pasangan seksual yang tidak ikut diterapi atau melakukan hubungan seksual dengan pasangan baru lain yang terinfeksi.[2,4]