Diagnosis Stenosis Pilorus Pediatrik
Diagnosis stenosis pilorus pediatrik atau yang bisa dikenal dengan nama infantile hypertrophic stenosis pyloric (IHSP) biasanya terdeteksi pada usia 1 minggu hingga 3 bulan, meski pernah dilaporkan kasus HPS pada perempuan usia 17 tahun dan laki-laki usia 14 tahun. Sekitar 95% kasus stenosis pilorus didiagnosis pada bayi usia 3-12 minggu. Bayi prematur umumnya mengalami gejala lebih lambat dari bayi cukup bulan, yang dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis.[3,11,12]
Anamnesis
Keluhan utama bayi dengan HPS biasanya adalah muntah. Muntah terjadi setelah minum. Muntah bisa semakin sering dan bisa mengandung bercak darah berwarna merah terang atau bintik-bintik hitam seperti kopi. Bayi tampak haus dan tampak ingin menyusu kuat setelah muntah. Bila diagnosis terlambat, anak bisa datang dengan gejala dehidrasi, berat badan tidak naik baik, malnutrisi, lemas atau penurunan kesadaran.[1,2,3]
Pemeriksaan Fisik
Kondisi umum saat bayi datang bisa bervariasi dari yang masih baik sampai letargi.
Bila sudah terlambat bisa ada tanda dehidrasi, malnutrisi, syok hipovolemik.
Pada pemeriksaan abdomen, bisa tampak gerakan usus atau peristaltic usus. Bisa didapatkan pilorus yang membesar yang dapat diraba di kuadran kanan atas abdomen atau epigastrium pada 60-80% bayi.
Untuk menilai pilorus, anak harus tenang dan kooperatif. Berikan bayi minum atau empeng untuk mempermudah pemeriksaan bila diperlukan. Posisikan bayi terlentang dan pemeriksa di sisi kiri anak, palpasi tepi hati di dekat prosesus xiphoid. Kemudian keataskan hati kemudian palpasi bagian bawah, akan teraba pylorus tepat di midline atau di kanan midline. Massa tersebut paling terlihat setelah atau saat muntah atau pada akhir menyusu.[2,3]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding ISHP adalah obstruksi usus, gastroenteritis, malrotasi intestinal, pediatrik atresia duodenal, pediatric gastroesophageal refluks.
Obstruksi Usus
Obstruksi usus seperti atresia duodenum atau kelainan sejenis akan menunjukkan gejala yang mirip dengan ISHP. Pada atresia duodenum, muntah bisa muntah berwarna hijau (bilious vomiting) atau non-bilious vomiting. Gejala biasanya terjadi pada 24-48 jam pertama setelah lahir. Pada atresia duodenum, pada pemeriksaan x-ray akan tampak gambaran double bubble. Pada pemeriksaan USG akan memberikan gambaran pylorus yang normal.[1,13]
Malrotasi intestinal
Muntah bilous yang tiba-tiba dan nyeri perut difus. Pada pemeriksaan foto polos abdomen dapat terlihat bila ada obstruksi yang disebabkan oleh malrotasi.[1]
Gastroenteritis
Gejala muntah dan dehidrasi pada IHSP dapat mirip dengan gastroenteritis, namun muntah pada gastroenteritis bersifat akut dan selalu disertai diare, biasanya berlangsung kurang dari 7 hari.[1,3]
Pediatrik Gastroesophageal Refluks
Pada GERD gejala yang sering muncul adalah muntah. Diagnosis ditegakkan dari gejala klinis. Bila meragukan, pemeriksaan penunjang manometri atau esofagastroduodenoskopi dapat dilakukan.[1]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk membantu diagnosis IHSP. Ultrasonografi menjadi standar teknik pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis IHSP.
Ultrasonografi
Untuk lihat ketebalan otot pilori dan panjang pilorus. Ketebalan otot 3mm atau lebih dan panjang saluran pilorus 14mm atau lebih adalah temuan abnormal pada bayi usia kurang dari 30 hari.[2,3]
Barium Enema Saluran Cerna Atas
Barium enema jarang digunakan namun dapat membantu diagnosis stenosis pilori saat hasil USG tidak konklusif.[7]
Endoskopi
Endoskopi saluran cerna atas dapat digunakan untuk pemeriksaan diagnostik pada kasus atipikal atau pada kasus dimana pemeriksaan penunjang lain tidak bisa menegakkan diagnosis.[7]
Laboratorium
Kondisi muntah berulang bisa menyebabkan terjadinya hipokloremia dan hipokalemia, bisa didapatkan adanya metabolic alkalosis dari pemeriksaan analisa gas darah.[7]