Etiologi Stenosis Pilorus Pediatrik
Etiologi stenosis pilorus pediatrik (infantile hyperthropy stenosis pyloric/IHSP) bersifat multifaktorial meliputi faktor genetik, faktor ekstrinsik, kontrol hormonal, dan perubahan struktur pada sel otot polos.
Faktor Genetik
Stenosis pilorus terjadi pada 7% bayi dari orang tua yang terkena. Studi molekuler menyimpulkan bahwa sel otot polos tidak dipersarafi dengan baik pada anak dengan stenosis pylori.[3,4]
Peeters dan Panteli menuliskan article review yang menilai adanya hubungan antara faktor genetik dengan kejadian IHSP. Berbagai penelitian mencoba mencari gen/locus yang berperan pada terjadinya IHSP. Akan tetapi hingga saat ini masih belum ditemukan gen penentu yang menyebabkan IHSP.[5,8]
Walaupun belum ditemukan gen spesifik untuk IHSP, akan tetapi beberapa lokus sudah teridentifikasi. Beberapa gen yang ditemukan adalah kromosonm 16p12-p13 dan 16q24 lalu kromosom 11q14-q22 dan Xq23. [5,8]
Selain itu beberapa teori menyatakan adanya peran enzyme neuronal nitric oxide synthase (nNOS) pada IHSP. Didapatkan bahwa penurunan ekspresi nNOS pada pylorus berkontribusi pada konstriksi yang menyebabkan hipertrofi pada pylorus. [5,8]
Gen Sindromik
IHSP diasosiasikan dengan sindrom genetik seperti Smith-Lemli-OPITZ, Cornelia de Lange, trisomy parsial 13, kromosom partial 18, translokasi kromosom 8 dan 17, serta autosomal dominant inheritance.[5,8]
Faktor Eskternal
Beberapa faktor eksternal dapat meningkatkan risiko terjadinya IHSP. Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa tidur posisi telungkup dapat meningkatkan risiko IHSP. Selain itu pemberian erythromycin dan paparan makrolida (eritromisin maupun azithromycin) meningkatkan risiko IHSP.[1,3,5]
Faktor lingkungan yang diduga menyebabkan stenosis pilorus antara lain hipergastrinemia infantil, kelainan pada persarafan pleksus mienterikus, alergi protein susu sapi, dan paparan antibiotik makrolida. [1,3]
Faktor Risiko
Faktor risiko IHSP terdiri dari ras, jenis kelamin, dan pemberian antibiotika.
Ras
Prevalens HPS ras kulit putih 1,5-4 kasus tiap 1000 kelahiran hidup. HPS jarang terjadi pada ras kulit hitam, asia, dan hispanik.[2,3]
Jenis Kelamin
IHPS lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan dengan perbandingan antara 2:1 sampai 5:1. Anak laki-laki pertama yang dilahirkan dipercaya memiliki risiko tertinggi menderita IHPS.[2,3]
Pemberian Antibiotik
Dalam studi retrospektif data pediatrik dari sistem kesehatan militer AS selama 11 tahun, para peneliti menemukan bahwa pemberian azitromisin oral kepada bayi dalam 2 minggu pertama kehidupan meningkatkan risiko terjadinya stenosis pilorus lebih dari 7 kali lipat (P <0,001); ketika azitromisin diberikan pada usia 15-42 hari, risiko terjadinya stenosis pilorus hipertrofik lebih dari 2 kali lipat (P = 0,028).[2,3]