Diagnosis Hernia Umbilikalis
Diagnosis hernia umbilikalis dapat ditegakkan secara klinis dimana terdapat protrusi atau benjolan baik reponibel maupun ireponibel di area umbilikus. Hernia umbilikalis perlu dibedakan menjadi hernia reponibel, hernia ireponibel, hernia inkarserata, dan hernia strangulata. Pemeriksaan penunjang pada hernia umbilikalis dilakukan jika terdapat kecurigaan komplikasi, seperti strangulasi.
Anamnesis
Pasien dengan hernia umbilikalis mengeluhkan munculnya benjolan pada bagian perut di area umbilikus. Pasien umumnya datang dengan keluhan penyerta seperti mual, muntah, atau nyeri pada bagian benjolan. Faktor risiko yang berkontribusi dalam terjadinya hernia umbilikalis juga perlu ditanyakan pada pasien. Seperti hernia inguinalis, keluhan pasien bervariasi sesuai dengan tipe hernianya.[14-16]
Hernia Reponibel
Pada hernia reponibel, hernia dapat keluar dan masuk kembali, dimana omentum/usus akan keluar ketika pasien mengejan, batuk, atau berdiri sementara usus akan masuk ketika pasien berbaring atau didorong masuk ke dalam perut. Hernia reponibel umumnya bersifat asimtomatis.
Hernia Ireponibel
Pada hernia ireponibel, isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam rongga perut. Pada pasien tersebut, perlu ditanyakan apakah ada kesulitan defekasi dan flatus atau terdapat nyeri hebat untuk membedakan hernia ireponibel, hernia inkarserata, dan hernia strangulata. Semakin besar ukuran hernia umbilikus pasien, maka semakin berisiko untuk terjadinya inkarserasi dan strangulasi.
Hernia Inkarserata dan Hernia Strangulata
Hernia ireponibel yang disertai dengan gangguan pasase usus disebut sebagai hernia inkarserata sedangkan hernia ireponibel yang disertai dengan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia strangulata.
Gejala yang muncul apabila hernia mengalami inkarserasi yakni nyeri pada benjolan dan sekitarnya, mual, muntah, dan gejala obstruksi usus berupa kesulitan defekasi dan buang angin. Sedangkan pada hernia yang sudah mengalami strangulasi, kondisi umum pasien tampak toksik dan tampak kesakitan karena merasakan nyeri hebat, disertai mual, muntah, distensi abdomen, benjolan menjadi merah dan bengkak. Pada pasien anak, tampak rewel, gelisah dan tidak mau makan.[14-16]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien dengan hernia umbilikalis dapat dilakukan melalui inspeksi, palpasi serta auskultasi. Pemeriksaan fisik dilakukan pada pasien dengan posisi berdiri dan berbaring terlentang untuk menilai karakteristik hernia, yaitu hernia reponibel dan ireponibel dengan/tanpa inkarserasi atau strangulasi.[14-17]
Inspeksi
Inspeksi abdomen pada pasien anak atau dewasa yang dicurigai dengan hernia umbilikalis sebaiknya dilakukan dalam posisi berdiri. Pada beberapa kasus, benjolan baru dapat terlihat apabila pasien diminta untuk mengejan (manuver Valsava), batuk, berdiri, atau pada saat anak sedang menangis.
Pada kasus hernia yang sudah mengalami strangulasi, maka kulit yang menyelubungi benjolan akan mengalami diskolorasi menjadi kemerahan serta mengalami pembengkakan.
Palpasi
Pada pemeriksaan palpasi akan memberikan hasil berupa teraba massa, fluktuasi positif, konsistensi kenyal dengan batas tegas. Pada saat palpasi, pemeriksa juga dapat meraba dan merasakan adanya usus serta omentum.
Auskultasi
Auskultasi dilakukan untuk memastikan apakah isi dari benjolan tersebut adalah usus. Pada pemeriksaan auskultasi, didapatkan terdengar bunyi peristaltik. Pada hernia reponibel yang bersifat asimtomatis, maka peristaltik akan terdengar normal, sebaliknya apabila hernia mengalami inkarserasi dan strangulasi maka bunyi peristaltik akan meningkat akibat ileus obstruksi.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding hernia umbilikalis adalah omfalokel, gastroskisis, hernia epigastrik, dan hernia spigelian.[3]
Omfalokel
Omfalokel atau dikenal dengan nama lain exomfalos merupakan kelainan dinding abdomen pada garis tengah, yaitu usus dan visera yang mengalami herniasi keluar dari dinding abdomen namun diselubungi oleh membran yang terdiri dari peritoneum, amnion, dan Wharton’s jelly.
Omfalokel dapat muncul dalam ukuran yang bervariasi, mulai dari ukuran kecil hingga besar (lebih 4 cm) dan diselubungi oleh kantung.
Gastroskisis
Gastroskisis adalah kelainan pada dinding abdomen anterior berupa usus yang sebagiannya mengalami herniasi keluar dari dinding abdomen tanpa diselubungi oleh membran atau kantung. Ukuran defek biasanya kurang dari 4 cm, lokasi pada persimpangan antara umbilikus serta kulit normal dan hampir selalu di kanan umbilikus.
Hernia Epigastrik
Hernia epigastrik merupakan protrusi dari lemak ekstraperitoneal dengan atau tanpa kantong dari peritoneum melalui defek pada linea alba antara xiphisternum dan umbilikus. Defek biasanya berukuran kecil, dengan diameter sekitar 1 cm.
Hernia Spigelian
Hernia spigelian terjadi melalui fascia spigelian, yang terdiri dari lapisan aponeurotik antara otot rektus pada bagian medialnya, dan garis semilunar pada bagian lateralnya. Hernia spigelian sering terjadi pada area antara umbilikus dan ligamentum inguinal.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada hernia umbilikalis umumnya tidak diperlukan karena diagnosis ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang USG abdomen atau CT scan abdomen hanya dilakukan jika diagnosis meragukan, terutama pada pasien obesitas, atau untuk mengonfirmasi kecurigaan adanya komplikasi berupa inkarserasi atau strangulasi pada hernia.[8,18]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja