Etiologi Kolesistitis
Etiologi dari kolesistitis mayoritas (90-95%) adalah batu empedu atau kolelitiasis.
Batu Empedu
Batu empedu dapat terbentuk dari bilirubin dan kolesterol. Tingginya konsentrasi bilirubin pada cairan empedu dan hipokinesia dari kandung empedu dapat membuat presipitasi dan membentuk batu calcium bilirubinate. Pada kondisi pemecahan sel darah merah berlebih yang meningkatkan kadar bilirubin seperti pada penyakit sickle cell, risiko untuk kolelitiasis menjadi meningkat. Peningkatan kalsium yang berlebih dalam tubuh, seperti pada pasien hiperparatiroid, juga dapat memicu terbentuknya batu kalsium.[1,8]
Infeksi Bakteri
Kolesistitis dapat diikuti dengan infeksi sekunder bakteri-bakteri gastrointestinal. Bakteri yang sering menyebabkan infeksi kandung empedu di antaranya adalah Escherichia coli, Klebsiella, Streptococcus faecalis, Clostridium welchii, Proteus, Enterobacter, dan Streptococcus anaerob. Infeksi sekunder ini sering menyebabkan komplikasi, seperti nekrosis, gangren, dan perforasi kandung empedu, yang membutuhkan terapi lebih invasif. Kondisi bakteremia meningkatkan angka mortalitas karena dapat menyebabkan sepsis dan gagal ginjal akut.[6,11]
Stasis Cairan Empedu dan Iskemia
Sebanyak 5-10% kolesistitis tidak disebabkan oleh batu empedu melainkan melalui proses stasis cairan empedu dan iskemia. Faktor predisposisi dari kondisi ini adalah pasien yang memiliki penyakit seperti sepsis, riwayat menjalani pembedahan besar, luka bakar, dan pasien dengan nutrisi parenteral total jangka panjang. Kolesistitis dapat ditemukan pada pasien HIV akibat infeksi oportunistik dari Microsporidia, Cytomegalovirus, atau Cryptosporidium.[3,8,9]
Infeksi Parasit
Penyebab lain dari kolesistitis tanpa batu yang banyak ditemukan pada Negara Negara Asia adalah infeksi helminth. Askariasis hepatobilier didapat ketika cacing bermigrasi dari duodenum menuju traktus biliaris dan menimbulkan obstruksi. Obstruksi duktus sistikus dapat ditimbulkan oleh cacing, telur, atau nidus dari Ascaris lumbricoides. Pada umumnya, cacing yang bermigrasi ke traktus biliaris akan kembali ke duodenum dalam 7 hari, jika menetap, cacing akan mati dan membentuk batu.[8,10]
Faktor Risiko
Faktor risiko kolesistitis biasa disingkat dengan 4F, yaitu female (wanita), fourties (usia 40 tahunan), fat (obesitas), dan fertile (satu atau lebih anak), berhubungan dengan pembentukan batu empedu yang menjadi penyebab utama kolesistitis. Selain itu, riwayat keluarga, penurunan berat badan berlebih, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan kontrasepsi oral, obat octreotide dan ceftriaxone juga dapat meningkatkan risiko kolesistitis.[12,13]
Obat octreotide merupakan analog dari somatostatin yang menghambat pengeluaran kolesistokinin, sehingga menyebabkan stasis dan penurunan motilitas kandung empedu. Ceftriaxone dimetabolisme ke dalam cairan empedu dalam bentuk obat aktif, sehingga konsentrasi yang tinggi dapat membuat pseudolitiasis.[14]
Menurut studi Framingham yang mengikuti subjek penelitian berusia 30-59 tahun selama 10 tahun, didapatkan bahwa pasien paling banyak mendapat kolelitiasis di rentang usia 55-62 tahun, dengan prevalensi pada wanita 2 kali lipat lebih banyak dibanding pria, serta lebih banyak ditemukan pada populasi obesitas. Dilaporkan juga bahwa pasien dengan jumlah paritas tinggi lebih memiliki risiko untuk kolesistitis dan menjalani cholecystectomy.[8,15]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri