Patofisiologi Kolesistitis
Patofisiologi kolesistitis sering berhubungan dengan batu empedu atau kolelitiasis. Batu akan menyebabkan obstruksi pada duktus sistikus yang menghalangi pengosongan cairan empedu. Akibatnya, terjadi peningkatan tekanan intralumen dan iritasi pada dinding empedu.
Dinding empedu akan mengalami distensi dan edema, diikuti oleh stasis vena serta trombosis arteri sistikus. Selain itu, batu empedu di dalam kandung empedu juga menimbulkan trauma mekanik yang akan menstimulasi pengeluaran prostaglandin (PGI2 dan PGE2) dan menginisiasi proses inflamasi.[6,7]
Pada beberapa kasus, kolesistitis dapat diikuti dengan infeksi sekunder yang dapat menyebabkan gangren dan perforasi kandung empedu. Infeksi paling sering disebabkan oleh invasi bakteri gram negatif gastrointestinal seperti Escherichia coli dan Klebsiella spp. Fundus merupakan bagian terjauh yang disuplai oleh arteri sistikus, sehingga paling sering mengalami iskemia dan nekrosis.[6,8]
Kolesistitis yang tidak disebabkan oleh batu empedu dapat juga terjadi. Hal ini disebabkan oleh hipokinetik dari pengosongan kandung empedu, sehingga terjadi stasis dari cairan empedu dan menginisiasi respon inflamasi lokal pada dinding kandung empedu.[4,9]
Iskemia juga dapat menjadi penyebab kolesistitis tanpa batu empedu mengingat arteri sistikus yang menyuplai kandung empedu merupakan arteri terminal sehingga kondisi yang menyebabkan penurunan perfusi arteri sistikus dapat menginduksi iskemia dan nekrosis dari kandung empedu. Pasien dapat memiliki penyakit dasar seperti infark miokard, sepsis, atau syok hipovolemik.[10]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri