Diagnosis Ulkus Dekubitus
Diagnosis dari ulkus dekubitus atau yang dikenal dengan pressure injury dicurigai pada pasien dengan gejala luka jaringan lunak di atas penonjolan tulang area dekubitus yang umumnya disebabkan oleh imobilitas jangka panjang di tempat tidur. Saat anamnesis, tanyakan mengenai gejala nyeri, tanda-tanda infeksi seperti bau dan discharge, riwayat cedera atau kondisi yang menyebabkan imobilisasi seperti paraplegia atau perawatan jangka lama di rumah sakit. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan meliputi uji laboratorium dan kultur jaringan untuk melihat tanda infeksi, pemeriksaan radiologi dan gambaran 3D untuk melihat sejauh mana kerusakan jaringan yang terlibat.
Anamnesis
Anamnesis pada pasien ulkus dekubitus harus dilakukan secara komprehensif, hal ini disebabkan oleh karena ulkus dekubitus tidak selalu terlihat secara superfisial. Secara umum, jaringan otot lebih mudah mengalami nekrosis dibandingkan kulit. Sehingga diagnosis dari ulkus dekubitus terkadang susah untuk dilakukan.
Beberapa informasi yang perlu ditanyakan terkait terjadinya risiko ataupun terjadinya luka tekan yang sedang berlangsung adalah:
- Kesehatan fisik dan mental pasien secara keseluruhan, untuk melihat tingkat mobilisasi dari pasien
- Adanya bau atau cairan yang tidak sedap
- Faktor risiko terjadinya malnutrisi (diet dan penurunan berat badan)
- Status inkontinensia
- Riwayat pengobatan dan operasi
- Riwayat penyakit : riwayat ulkus sebelumnya, multiple sclerosis,
- Riwayat konsumsi alkohol, rokok dan obat-obatan terlarang
- Riwayat penyakit neurologi penyerta seperti quadriplegia, paraplegia, spina bifida[12]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik diawali dengan melakukan pemeriksaan fisik secara umum terlebih dahulu yang kemudian difokuskan pada lokasi terjadinya ulkus. Predileksi terjadinya ulkus adalah lokasi-lokasi dengan penonjolan tulang yang jelas.
Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP) telah mengklasifikasikan ulkus dekubitus menjadi 6 bagian berdasarkan kedalamannya.
Luka Tekan Derajat I
Pada luka tekan derajat I atau non blanchable erythema, kulit yang umumnya terlokalisir pada daerah penonjolan tulang akan tampak kemerahan. Daerah ini akan teraba nyeri, lunak, serta perubahan suhu lebih hangat atau lebih dingin dibandingkan jaringan sekitarnya.
Luka Tekan Derajat II
Pada luka tekan derajat II atau partial thickness skin loss, bagian kulit dermis akan hilang yang bermanifestasi sebagai ulkus dangkal terbuka dengan warna kemerahan pada dasar luka tanpa adanya slough dan memar. Manifestasi lainnya juga terdapat blister yang berisi serum yang masih intak atau ruptur.
Luka Tekan Derajat III
Pada luka tekan derajat III atau full thickness skin loss. Hilangnya kulit akan membuat lemak subkutan menjadi terlihat, namun pada derajat ini tulang, tendon maupun jaringan otot tidak terlihat. Pada derajat ini mungkin terdapat slough, yang disertai dengan undermining dan tunnelling.
Luka Tekan Derajat IV
Pada luka tekan derajat IV atau full thickness tissue loss jaringan yang terpapar adalah tulang, tendon dan otot. Eskar dan slough akan tampak pada bagian dasar luka yang disertai dengan tunnelling dan undermining.
Luka Tekan Unstageable
Luka tekan yang kedalamannya tidak dapat ditentukan merupakan luka tekan yang dasar luka tidak dapat terlihat akibat adanya slough dan/atau eskar pada dasar luka. Luka tekan akan diklasifikasikan sebagai unstageable selama slough atau eskar belum dihilangkan sehingga kedalaman luka belum dapat ditentukan.
Suspected Deep Tissue Injury
Luka tekan dengan suspek kerusakan jaringan dalam akan tampak kulit yang masih intak berwarna berwarna keunguan atau maroon terlokalisir. Manifestasi lainnya adalah blister yang berisi darah akibat kerusakan jaringan lunak di dalamnya. Area ini akan terasa nyeri, lunak dan berair, serta perubahan suhu dibandingkan jaringan sekitarnya.[3]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari luka tekan yang utama adalah luka kronis yang disebabkan oleh neuropati diabetikum, insufisiensi vena dan arteri.
Ulkus Diabetikum
Ulkus diabetikum yang disebabkan oleh neuropati diabetikum umumnya muncul pada kaki bagian metatarsal atau ujung ibu jari. Dasar luka pada ulkus ini berbentuk lesi punched out, disertai dengan daerah sekitar yang teraba hangat kering, dan berkurangnya sensasi.[16,17]
Ulkus Vena
Ulkus vena disebabkan oleh insufisiensi pembuluh darah vena. Ulkus ini umumnya berlokasi pada region pretibial dari tungkai bawah atau bagian atas pergelangan kaki. Dasar dari ulkus ini berwarna merah disertai dengan granulasi dan eksudat. Jaringan sekitar dari ulkus vena akan tampak edema yang disertai dengan indurasi, dilatasi vena, dan teraba hangat.[16,17]
Ulkus Arteri
Ulkus arteri disebabkan oleh adanya oklusi pada arteri yang menyebabkan nekrosis jaringan. Ulkus ini umumnya terjadi pada ujung jari kaki. Dasar luka pada ulkus ini akan tampak sianotik, pucat dan tidak disertai dengan granulasi. Jaringan sekitar pada ulkus arteri akan teraba dingin dan kering yang disertai dengan peningkatan capillary refill time serta pulsasi yang tidak teraba.[16,17]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan laboratorium dan kultur jaringan untuk melihat tanda infeksi, pemeriksaan radiologi dan gambaran 3D untuk melihat sejauh mana kerusakan jaringan yang terlibat.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk melihat tanda-tanda infeksi dan status nutrisi dari pasien. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, albumin, prealbumin. transferin, dan serum protein.
Tanda-tanda infeksi dapat dilihat dari pemeriksaan darah lengkap, peningkatan leukosit diatas 15,000/ uL dan erythrocyte sedimentation rate (ESR) diatas 120 mm/jam dapat menandakan terjadinya infeksi seperti osteomyelitis. Pemeriksaan albumin, prealbumin, transferin dan serum protein dilakukan untuk melihat status nutrisi pasien.[12]
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kerusakan jaringan yang ditimbulkan dari tekanan eksternal serta tanda-tanda osteomyelitis. Pemeriksaan radiologi yang umumnya dilakukan adalah gambaran radiografi polos, computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI).[10]
Kultur Jaringan
Kultur jaringan tidak rutin dilakukan pada pasien ulkus dekubitus. Pemeriksaan ini dilakukan hanya apabila tanda-tanda penyembuhan tidak terlihat atau terjadi tanda-tanda infeksi yang persisten. Kultur bakteri dikatakan positif apabila terdapat bakteri lebih dari 105 CFU/gram pada jaringan.[10]
Gambaran 3 Dimensi
Teknologi ini merupakan teknologi terbaru untuk mengukur ukuran dan volume dari ulkus dengan menggunakan sebuah aplikasi yang disebut iDr. Aplikasi ini menggunakan kamera dari telepon genggam sebagai sistem gambaran optik yang nantinya akan memproyeksikan ukuran dan volume ulkus dalam gambaran 3 dimensi.[18]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri