Diagnosis Penyakit Buerger
Diagnosis penyakit Buerger atau Buerger's disease, disebut juga tromboangitis obliterans, dapat ditegakkan menggunakan Kriteria Shionoya dan Kriteria Ollin. Berbagai pemeriksaan penunjang diperlukan untuk mengeksklusi penyakit autoimun, thromboemboli, keadaan hiperkoagulabilitas, dan diagnosis banding lain.[2,3]
Kriteria Shionoya
Kriteria diagnostik penyakit Buerger Shionoya:
- Riwayat merokok
- Onset terjadi sebelum usia 50 tahun
- Lesi oklusi arteri infrapopliteal
- Keterlibatan ekstremitas superior atau flebitis migrans
- Tidak ada faktor risiko aterosklerotik kecuali merokok[2]
Kriteria Ollin
Kriteria diagnosis Ollin mencakup:
- Usia di bawah 45 tahun
- Riwayat sedang atau pernah menggunakan tembakau
- Iskemia ekstremitas distal yang ditandai dengan klaudikasio, nyeri saat istirahat, ulkus iskemik atau gangren, dan didokumentasikan melalui pemeriksaan vaskular noninvasif
- Eksklusi penyakit autoimun, hiperkoagulabilitas, dan diabetes mellitus
- Eksklusi sumber emboli proksimal menggunakan echocardiography atau arteriography
- Temuan arteriografi konsisten pada ekstremitas yang terlibat dan yang tidak[2]
Anamnesis
Penyakit Buerger seringkali ditemukan pada perokok berusia <50 tahun. Keluhan umumnya melibatkan dua atau lebih ekstremitas. Mayoritas pasien mengalami ulserasi iskemik yang melibatkan ekstremitas atas dan bawah.
Pasien bisa mengeluhkan nyeri pada jari, yang dapat disertai rubor atau sianosis, dan kemudian berprogresi menjadi ulkus. Beberapa pasien memiliki keluhan yang lebih tidak akut, misalnya klaudikasio atau nyeri saat istirahat yang menyerupai keluhan penyakit arteri perifer.[3]
Gejala lain yang bisa muncul adalah rasa kebas atau kesemutan pada ekstremitas, dan gangren pada jari. Tromboflebitis superfisial dan fenomena Raynaud ditemukan pada sekitar 40% pasien.[2]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan:
- Ekstremitas tampak kemerahan dan sianotik
- Tromboflebitis superfisial migrans
- Ulkus iskemik
- Gangren pada ujung jari
- Fenomena Raynaud
- Pulsasi sulit diidentifikasi pada arteri yang terlibat, seperti arteri tibialis posterior, dorsalis pedis, radial, dan ulnar
- Gangguan sensorik nervus perifer
- Pengukuran ankle–brachial index, toe–brachial index, dan wrist–brachial index pada saat istirahat dan sesudah aktivitas fisik direkomendasikan untuk skrining penyakit arteri perifer[4,10]
Diagnosis Banding
Penyakit Buerger sebenarnya merupakan diagnosis eksklusi. Secara patologi, penyakit Buerger masuk dalam klasifikasi vaskulitis. Untuk menegakkan diagnosis, kemungkinan arteriosclerosis obliterans (ASO), kondisi hiperkoagulabilitas, aritmia jantung yang menyebabkan emboli digital, trauma repetitif, dan vaskulitis lain harus disingkirkan.
Faktor yang membedakan penyakit Buerger dengan vaskulitis lain adalah ditemukannya thrombus inflamasi tanpa nekrosis dinding pembuluh darah, kadar penanda inflamasi fase akut normal, dan tidak ditemukan penanda imunoaktivasi.[3]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan yang dapat dipilih sesuai indikasi antara lain pemeriksaan laboratorium, echocardiography, CT angiography, dan biopsi.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengeksklusi berbagai kondisi seperti:
- Serologi vaskulitis dan sindrom autoimun (misal sindrom CREST atau skleroderma), seperti laju endap darah, C–reactive protein (CRP), faktor komplemen, antinuclear antibodies (ANA), Rheumatoid factors (RF), antibodi SCL–70, dan antibodi antisentromer
- Kondisi hiperkoagulabilitas yang dapat menyebabkan bekuan arteri, seperti hiperhomosisteinemia dan antibodi antifosfolipid
- Skrining toksikologi untuk nikotin dan substansi vasoaktif lain, seperti kokain dan amfetamin
- Elektroforesis urin dan serum[3,4,10]
Echocardiography
Echocardiography transtorakal dan transesofageal bisa digunakan untuk mengeksklusi sumber emboli intrakardiak. Echocardiography juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan emboli pada bagian proksimal lesi.[3,5]
CT Angiography
CT angiography dilakukan untuk mengevaluasi sumber emboli aorta, misalnya aterosklerosis dan aneurisma atau diseksi dengan trombus.[3]
Catheter–based Angiography
Catheter–based angiography lebih direkomendasikan dibanding magnetic resonance angiography (MRA) ataupun computed tomography angiography (CTA) karena resolusi spasial yang lebih tinggi.
Temuan pada pemeriksaan MRA dan CTA bisanya berupa oklusi segmental pembuluh darah kecil atau sedang yang berada di distal bersamaan dengan pembentukan kolateral ("corkscrew" collaterals).[3]
Pemeriksaan Ultrasound Doppler
Pada pemeriksaan USG Doppler vaskular dapat ditemukan gambaran “Martorell sign”, penurunan amplitudo aliran diastolic reversal, dan amplitudo sistolik normal. Hal ini disebabkan penurunan resistensi vaskular akibat peningkatan aliran darah kolateral dan arteri kutaneus yang memiliki resistensi rendah.[4,6]
Pemeriksaan Elektrokardiogradi
Pemeriksaan EKG dan monitor irama jantung perlu dilakukan untuk menyingkirkan kelainan irama jantung yang dapat menjadi sumber tromboemboli pada ekstremitas.[3,6]
Biopsi
Meskipun diagnosis definitif penyakit Buerger hanya bisa ditegakkan melalui biopsi pembuluh darah, pemeriksaan ini tidak rutin dilaporkan. Biopsi bisa menunjukkan gambaran trombus seluler.
Biopsi jaringan pembuluh darah biasanya hanya dilakukan pada pasien dengan karakteristik atipikal, seperti adanya pembuluh darah proksimal yang terlibat atau pada pasien yang berusia >45 tahun.[10]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli