Penatalaksanaan Erupsi Obat
Penatalaksanaan erupsi obat (drug eruption) secara umum adalah dengan menghentikan penggunaan obat penyebab, atasi kondisi yang mengancam nyawa, dan berikan obat antialergi yang sesuai.[1]
Berobat Jalan
Bentuk-bentuk ringan dari erupsi obat dapat diterapi sambil berobat jalan. Misalnya, erupsi obat eksantematosa atau fixed drug eruption di mana kondisi umum pasien stabil.[5]
Persiapan Rujukan
Pasien erupsi obat dapat dirujuk apabila terdapat kecurigaan terhadap erupsi obat berat seperti sindrom Stevens Johnson (SJS), toxic epidermal necrolysis (TEN) dan drug-induced systemic lupus erythematosus. Kasus-kasus tersebut dan pasien-pasien dengan kondisi umum yang kurang baik sebaiknya dirawat di rumah sakit.[5]
Medikamentosa
Terapi medikamentosa untuk erupsi obat bersifat simtomatik dan suportif. Obat topikal disesuaikan dengan prinsip dermatoterapi sesuai dengan kelainan kulit yang terjadi, seperti kortikosteroid topikal. Pada purpura dan eritema nodosum, tidak perlu diberikan obat topikal.
Antihistamin merupakan lini pertama pada urtikaria dan pasien yang mengeluhkan pruritus. Pada erupsi obat yang ringan, dapat diberikan kortikosteroid oral yang setara dengan prednison 0,5-1 mg/kgBB/hari. Sedangkan, pada erupsi obat berat dapat diberikan prednison 40-60 mg/hari.[1]
Pada SJS/TEN dapat ditambahkan imunoglobulin intravena (IVIg), siklosporin, serta antibiotik intravena untuk pencegahan infeksi sekunder. Obat-obatan lain disesuaikan dengan gejala lain yang dikeluhkan pasien.[1,5]
Terapi Suportif
Terapi suportif ditujukan pada erupsi obat berat seperti SJS/TEN yang membutuhkan terapi cairan untuk mencegah dehidrasi.
Emolien dapat digunakan pada area yang mengalami erosi untuk mengurangi rasa gatal dan nyeri tekan.
Dikarenakan banyak area terbuka pada kulit, pasien sering merasa nyeri, sehingga sering membutuhkan analgesik sistemik.[1]