Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Pemfigoid Bulosa annisa-meidina 2025-10-23T11:38:41+07:00 2025-10-23T11:38:41+07:00
Pemfigoid Bulosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Pemfigoid Bulosa

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Prognosis pemfigoid bulosa dipengaruhi oleh luas lesi, usia, dan komorbiditas pasien. Prognosis akan lebih buruk pada pasien lanjut usia dan dengan komorbiditas kardiovaskular atau neurologis. Potensi komplikasi meliputi infeksi sekunder, sepsis, efek samping terapi imunosupresif, serta gangguan fungsional akibat lesi kulit kronis dan pruritus persisten.[3,6,7]

Komplikasi

Komplikasi pada pemfigoid bulosa muncul baik akibat penyakit itu sendiri maupun terapi yang digunakan. Keterlibatan mukosa terjadi pada sekitar 10–25% kasus pemfigoid bulosa. Pasien dengan keterlibatan mukosa dapat mengalami kesulitan makan akibat disfagia. Erosi yang timbul setelah bula pecah sering menimbulkan nyeri dan dapat sangat membatasi aktivitas sehari-hari.[3,6,7]

Bula pada telapak tangan dan telapak kaki juga bisa mengganggu fungsi secara signifikan. Selain itu, inflamasi kulit yang persisten dapat menimbulkan hiperpigmentasi pascainflamasi, dan jarang menyebabkan jaringan parut pada lesi mukosa.[4,3]

Meskipun tidak selalu fatal, pemfigoid bulosa dapat menyebabkan kematian, terutama pada pasien yang lemah atau memiliki kondisi kesehatan buruk. Penyebab utama kematian biasanya adalah infeksi yang berkembang menjadi sepsis serta komplikasi akibat terapi.[1-3]

Efek Samping Terapi

Penggunaan kortikosteroid sistemik jangka panjang, yang sering dibutuhkan pada kasus dengan keterlibatan luas, dapat menimbulkan efek samping berat seperti osteoporosis, hipertensi, hiperglikemia atau diabetes akibat steroid, serta kerentanan terhadap infeksi oportunistik. Agen imunosupresif sebagai terapi pengganti steroid, misalnya azathioprine atau methotrexate, dapat menyebabkan supresi sumsum tulang, hepatotoksisitas, dan peningkatan risiko infeksi.[1–4]

Studi menunjukkan penderita pemfigoid bulosa berisiko tinggi mengalami penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit arteri koroner, aritmia, gagal jantung, serta diabetes dan penyakit neurodegeneratif seperti demensia dan parkinson. Terlebih lagi, pemberian kortikosteroid sistemik pada pasien pemfigoid bulosa dapat memperburuk risiko metabolik dan kardiovaskular sehingga meningkatkan angka kematian.[3,12]

Prognosis

Prognosis pemfigoid bulosa bervariasi dan ditentukan keparahan penyakit, usia, dan komorbiditas. Angka mortalitas dilaporkan berkisar 10–40 %. Mortalitas lebih tinggi dilaporkan pada pasien dengan keterlibatan luas (>30% luas permukaan tubuh), serta penderita penyakit neurodegeneratif atau komorbiditas kardiovaskular.[3,12]

Kadar antibodi anti-BP180 positif berkorelasi dengan prognosis yang lebih buruk karena menandakan aktivitas penyakit yang lebih tinggi. Keterlibatan mukosa menunjukkan perjalanan penyakit yang lebih berat. Faktor lain yang berhubungan dengan luaran buruk meliputi usia lanjut saat diagnosis, kadar albumin serum rendah, peningkatan penanda inflamasi (misalnya laju endap darah/LED), serta keterlambatan diagnosis atau inisiasi terapi.[12]

Di sisi lain, hampir setengah pasien dapat mencapai remisi penuh tanpa terapi dalam 3–5 tahun. Diagnosis dini dan pemberian terapi yang tepat dapat meningkatkan kontrol penyakit serta luaran jangka panjang. Penggunaan kortikosteroid topikal pada penyakit lokal terbukti berhubungan dengan mortalitas lebih rendah dibandingkan kortikosteroid sistemik.[7,8]

Kekambuhan cukup sering terjadi, terutama pada pasien yang hanya diobati dengan kortikosteroid atau pasien yang menyesuaikan dosis tanpa berkonsultasi dengan dokter. Kekambuhan didefinisikan sebagai munculnya lebih dari tiga lesi baru dalam satu bulan yang tidak sembuh secara spontan dalam waktu satu minggu, atau perburukan lesi yang sudah ada pada pasien yang sebelumnya gejalanya telah terkontrol.[1,7]

Referensi

1. Baigrie D, Nookala V. Bullous Pemphigoid. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535374/
2. Cohen AD, et al. Bullous Pemphigoid Treatment & Management. Medscape. 2025; https://emedicine.medscape.com/article/1062391-treatment
3. Myers EL, Culton DA. A Narrative Review of Pemphigoid Diseases: Bridging Associations, Comorbidities, and Management. Dermatol Ther (Heidelb). 2025 Jul;15(7):1755-1770. doi: 10.1007/s13555-025-01444-9.
4. Pratasava V, Sahni VN, Suresh A, Huang S, Are A, Hsu S, Motaparthi K. Bullous Pemphigoid and Other Pemphigoid Dermatoses. Medicina (Kaunas). 2021 Oct 4;57(10):1061. doi: 10.3390/medicina57101061.
6. Persson MSM, Harman KE, Vinogradova Y, Langan SM, Hippisley-Cox J, Thomas KS, Gran S. Incidence, prevalence and mortality of bullous pemphigoid in England 1998-2017: a population-based cohort study. Br J Dermatol. 2021 Jan;184(1):68-77. doi: 10.1111/bjd.19022.
7. Cao S, Li W, Wang Z, et al. Clinical Outcomes and Prognostic Factors in Bullous Pemphigoid Patients: A 15-Year Review in China. Am J Clin Dermatol. 2025 May;26(3):457-470. doi: 10.1007/s40257-025-00925-z.
8. Borradori L, Van Beek N, Feliciani C, et al. Updated S2 K guidelines for the management of bullous pemphigoid initiated by the European Academy of Dermatology and Venereology (EADV). J Eur Acad Dermatol Venereol. 2022 Oct;36(10):1689-1704. doi: 10.1111/jdv.18220
12. Chen X, Zhang Y, et al. Prognostic factors for mortality in bullous pemphigoid: A systematic review and meta-analysis. PLoS ONE. 2022; https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0264705

Penatalaksanaan Pemfigoid Bulosa
Edukasi dan Promosi Kesehatan Pe...
Diskusi Terbaru
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas 23 jam yang lalu
Jangan Salah! Pakai ALOMEDIKA AI Hanya di Aplikasi ALOMEDIKA
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
1 Balasan
ALO Dokter.Dokter, butuh asisten pribadi yang cerdas, cepat, dan selalu siaga 24/7? Pakai ALOMEDIKA AI aja, ya Dok! Cukup ketik pertanyaan seputar topik...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Melayani User yang Pertanyaannya Banyak
Oleh: Anonymous
10 Balasan
Alo dokter, ijin saya mau sharing menanggapi user yg banyak sekali bertanya, sudah dijelaskan keluhan utamanya, waktu di skrining keluhan penyerta tdk ada....
Anonymous
Dibalas kemarin, 08:01
PPDS Hospital based apakah dibuka tiap tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, adakah yg tahu ppds hospital based apakah dibuka tiap tahun? Atau hanya tahun ini saja ya? Dimana info updatenya diberikan? Mohon tanggapannya....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.