Patofisiologi Karsinoma Sel Skuamosa
Patofisiologi karsinoma sel skuamosa (KSS) atau squamous cell carcinoma terdiri dari proses yang kompleks dan multifaktorial. Radiasi sinar ultraviolet (UV) dan mutasi gen menjadi faktor risiko utama terjadinya KSS. Selain itu, modifikasi epigenetik, infeksi virus, dan perubahan lingkungan mikro menjadi faktor yang mendukung perkembangan dan progresi penyakit.[1,2]
Mutasi Genetik
Terjadi mutasi gen TP53 yang mengatur tumor-suppressor protein p53. P53 berperan dalam regulasi siklus sel, apoptosis, perbaikan DNA, dan metabolisme sel. Inaktivasi P53 disebabkan oleh mutasi genetik atau interaksi dengan protein virus HPV E6.[3]
Mutasi dinukleotida pada C>T atau CC>TT akibat UV dikenal sebagai mutasi hot spots, berdampak pada pencegahan apoptosis keratinosit dan menginduksi ekspansi TP53. Mutasi CDKN2A berdampak pada pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Sementara, mutasi NOTCH1 dan NOTCH 2 mengakibatkan gangguan diferensiasi keratinosit.[1,2]
Perkembangan KSS kepala dan leher dihubungan dengan polimorfisme spesifik pada gen Gluthatione S-transferase (GSTM1), Glutathione S-trasnferase (GSTT1) atau Human microsomal epoxide hydrolase (EPHX1).[4]
Modifikasi Epigenetik
Faktor lingkungan dapat mengubah status epigenetik sel, yang terdiri dari mekanisme molekuler untuk mengatur ekspresi gen tanpa melakukan modifikasi pada urutan DNA. Perubahan epigenetik dicetuskan oleh metilasi DNA dan modifikasi histon (metilasi, asetilasi, fosforilasi, ubiquitination, dan kromatin remodeling).[2]
Infeksi Virus
Infeksi HPV (Human papillomavirus) berperan sebagai salah satu faktor pemicu KSS. Virus α-HPV (HPV-16 dan HPV-18) berhubungan dengan kanker area leher dan orofaring. Virus β-HPV (HPV-5 dan HPV-8) ditemukan pada 90% kasus KSS kulit. Mekanisme onkogenesis berasal dari ikatan protein virus E6 dan E7 dengan p53 dan RB1 pada manusia, yang menyebabkan fungsi tumor supresor gen hilang sehingga berakhir pada proliferasi sel yang tidak terkontrol.[1,2]
Faktor Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro tumor penting dalam proses karsinogenesis. Lingkungan ini menjadi wadah perkembangan tumor, karena berisi berbagai sitokin, faktor pertumbuhan, metalloproteinase, fibroblas, sel inflamasi, dan sel imun.[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. Ricky Dosan