Diagnosis Hiperglikemia Hiperosmolar
Penegakan diagnosis status hiperglikemia hiperosmolar atau hyperglycemic hyperosmolar state mencakup anamnesis terkait riwayat diabetes, gejala yang muncul secara akut seperti poliuria, dan defisit neurologis seperti kesadaran terganggu. Pemeriksaan fisik dapat mengungkap tanda-tanda dehidrasi, serta tanda-tanda komplikasi seperti disfungsi ginjal dan gangguan kardiovaskular.
Diagnosis definitif memerlukan konfirmasi laboratorium. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah akan sangat tinggi (> 600 mg/dL), osmolalitas plasma meningkat, dan bisa ditemukan ketonuria negatif atau positif ringan (lebih rendah dibandingkan dengan ketoasidosis diabetik). Pemeriksaan tambahan seperti kadar elektrolit dan fungsi ginjal juga perlu dilakukan untuk mengevaluasi komplikasi.[1,4-6]
Anamnesis
Adanya riwayat diabetes mellitus dan faktor presipitasi, seperti infeksi, merupakan temuan klinis yang penting pada anamnesis. Gejala klinis bisa bervariasi, tetapi umumnya mencakup adanya dehidrasi dan perubahan kesadaran.
Riwayat Diabetes Mellitus
Penting untuk mengetahui apakah pasien memiliki riwayat diabetes mellitus tipe 2 sebelumnya. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami status hiperglikemia hiperosmolar. Durasi dan pengendalian diabetes juga perlu dinilai, karena kontrol glikemik yang buruk dapat meningkatkan risiko terjadinya hiperglikemia hiperosmolar.[1,2,11]
Faktor Pemicu
Anamnesis harus mencakup pencarian faktor pemicu yang dapat menyebabkan status hiperglikemia hiperosmolar, seperti infeksi, penggunaan obat tertentu (misalnya, kortikosteroid), atau penyakit kronis lainnya. Penggunaan obat-obatan seperti diuretik atau antipsikotik juga dapat berkontribusi pada terjadinya status hiperglikemia hiperosmolar.[1,2,11]
Gejala Klinis
Pasien mungkin mengeluhkan gejala seperti poliuria, polidipsia, dan polifagia. Namun, ada kemungkinan bahwa gejala-gejala ini tidak terlalu mencolok atau bahkan tidak ada pada pasien dengan hiperglikemia hiperosmolar, terutama pada pasien lanjut usia.
Gangguan neurologis yang signifikan seperti perubahan kesadaran, kebingungan, atau kelemahan juga dapat terjadi, dan bisa menjadi tanda peringatan penting untuk kondisi yang lebih serius.[1,2,11]
Riwayat Medis
Anamnesis juga harus mencakup riwayat medis pasien, termasuk riwayat penyakit kardiovaskular, disfungsi hati atau ginjal, serta riwayat stroke, karena komorbiditas ini dapat memperburuk hiperglikemia hiperosmolar.[1,2,11]
Pemeriksaan Fisik
Tanda klinis pada status hiperglikemia hiperosmolar mencakup:
- Tanda dehidrasi berupa turgor kulit yang lambat, mukosa bukal kering, kelopak mata cekung, ekstremitas teraba dingin, nadi teraba lembut
- Gangguan neurologis berupa penurunan kesadaran, misalnya koma yang bisa terjadi bila serum osmolaritas >340 mOsm/kg. Pasien juga bisa mengalami defisit neurologis seperti hemiparesis; kejang; ataupun letargi
- Lain-lain: mual, muntah, atau distensi abdomen, yang terjadi sekunder akibat gastroparesis yang diinduksi oleh hipertonisitas
Diagnosis Banding
Diagnosis banding utama dari status hiperglikemia hiperosmolar adalah ketoasidosis diabetik (KAD).[5]
Ketoasidosis Diabetik
Ketoasidosis diabetik dan status hiperglikemia hiperosmolar merupakan bagian dari krisis diabetik. KAD ditandai oleh hiperglikemia yang parah disertai asidosis metabolik dan ketosis, sedangkan status hiperglikemia hiperosmolar lebih ditandai oleh hiperglikemia yang sangat tinggi tanpa adanya ketosis yang signifikan.
Pada status hiperglikemia hiperosmolar, osmolaritas plasma yang tinggi menyebabkan dehidrasi ekstrem dan gangguan neurologis yang serius, sementara KAD cenderung menyebabkan asidosis yang lebih parah dan gangguan respirasi yang lebih nyata.[5]
Pemeriksaan Penunjang
Temuan pemeriksaan penunjang pada status hiperglikemia hiperosmolar adalah indikator penting dalam mengonfirmasi diagnosis.
Glukosa Darah
Kadar glukosa darah >600 mg/dL adalah karakteristik utama dari status hiperglikemia hiperosmolar. Hal ini mencerminkan ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan glukosa secara efektif.
Selain itu, kadar HbA1C akan berada di atas 5,7%. Penentuan HbA1C penting untuk mengevaluasi apakah hiperglikemia yang terjadi merupakan hasil dari kondisi diabetes sebelumnya yang tidak terkontrol atau merupakan proses baru yang berkembang.[1,3-6]
Pemeriksaan Darah Lainnya
Analisis gas darah akan menunjukkan asidosis metabolik ringan. Perlu diingat bahwa meskipun kadar serum keton cenderung tinggi pada KAD, kadar serum keton pada status hiperglikemia hiperosmolar biasanya lebih rendah. Namun, kehadiran keton dalam serum masih bisa terjadi.
Selain itu, kadar osmolaritas serum akan ditemukan >320 mOsm/kg. Hiperosmolaritas plasma yang signifikan adalah ciri khas status hiperglikemia hiperosmolar. Ini disebabkan oleh dehidrasi dan peningkatan konsentrasi zat terlarut dalam plasma.
Status hiperglikemia hiperosmolar juga seringkali disertai dengan imbalans elektrolit, terutama dehidrasi yang menyebabkan penurunan kadar natrium dalam plasma. Selain itu, terkadang terjadi peningkatan kadar kalium karena pergeseran intraseluler selama proses pengobatan.
Peningkatan kadar urea nitrogen darah (BUN) dan kreatinin dapat terjadi sebagai akibat dari dehidrasi dan gagal ginjal prerenal. Leukositosis juga bisa ditemukan jika status hiperglikemia hiperosmolar dicetuskan oleh infeksi.[1,3-6]
Urinalisis
Meskipun kehadiran keton dalam urin biasanya ditemukan pada ketoasidosis diabetik, pada status hiperglikemia hiperosmolar kadar keton dalam urin seringkali rendah atau bahkan tidak terdeteksi.[1,3-6]
Kriteria Diagnosis
Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), diagnosis status hiperglikemia hiperosmolar ditegakkan jika:
- Kadar glukosa plasma >600 mg/dL (30 mmol/L)
- Tanpa manifestasi asidosis
- Osmolaritas plasma >320 mOs/mL
- Tidak ada atau rendahnya kadar serum keton, dengan anion gap normal atau sedikit meningkat[5]
Kriteria diagnosis status hiperglikemia hiperosmolar menurut Joint British Diabetes Societies adalah:
- Hipovolemia
- Osmolaritas >320 mOsm/kg
- Hiperglikemia >30,0 mmol/L (600 mg/dL)
- Tanpa adanya hiperketonemia (<3 mmol/L), asidosis (pH >7,3), dan bikarbonat (>15 mmol/L) yang signifikan[1]
Kriteria diagnosis status hiperglikemia hiperosmolar pada anak menurut Pediatric Endocrine Society adalah:
- Kadar glukosa plasma >600 mg/dL (30 mmol/L)
- Osmolaritas serum >330 mOsm/kg, serum bikarbonat >15 mmol/L, pH arteri >7,3 atau pH vena >7,25
- Tidak ada atau rendahnya kadar serum keton (pemeriksaan dipstick <15 mg/mL atau 1,5 mmol/L)
Gangguan status mental.[3]