Pendahuluan Prolaktinoma
Prolaktinoma merupakan neoplasma jinak sekresi prolaktin yang berasal dari sel laktotrof kelenjar hipofisis. Tumor ini merupakan subtipe adenoma hipofisis fungsional yang paling sering ditemukan, mencakup sekitar 40% dari seluruh adenoma hipofisis.
Penyebab prolaktinoma belum sepenuhnya diketahui. Sebagian besar prolaktinoma terjadi secara sporadis akibat proliferasi abnormal sel laktotrof yang mengalami mutasi somatik. Berdasarkan ukurannya, prolaktinoma dapat diklasifikasikan menjadi mikroprolaktinoma (< 10 mm), makroprolaktinoma (> 10 mm), dan giant prolaktinoma (> 4 cm).[1,2]
Gambar 1. CT Scan Prolaktinoma. Sumber: Openi, 2013.
Kejadian prolaktinoma simptomatik lebih banyak ditemukan pada wanita usia subur. Manifestasi klinis umumnya berhubungan dengan efek massa tumor terhadap struktur di sekitarnya serta hipersekresi hormon prolaktin.
Gangguan penglihatan, defisit lapang pandang, nyeri kepala, galaktorea, dan gangguan menstruasi merupakan beberapa keluhan yang paling sering muncul pada pasien prolaktinoma. Gejala prolaktinoma dapat bervariasi tergantung jenis kelamin, usia, dan ukuran tumor.[1–3]
Diagnosis prolaktinoma ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis, peningkatan kadar prolaktin serum (> 150 ng/ml), dan gambaran tumor pada magnetic resonance imaging (MRI) atau CT scan. Anamnesis dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh sangat diperlukan untuk mengidentifikasi efek massa tumor dan manifestasi hormonal, serta untuk menyingkirkan penyebab lain dari hiperprolaktinemia.[2,4]
Penatalaksanaan utama prolaktinoma adalah terapi medikamentosa dengan agonis dopamin seperti bromokriptin dan kabergolin. Agonis dopamin efektif untuk menurunkan kadar prolaktin serum dan mereduksi ukuran tumor. Tindakan pembedahan dan radioterapi digunakan pada kasus yang refrakter setelah mendapat agonis dopamin dengan dosis maksimal.[2,5]
Secara keseluruhan, prolaktinoma memiliki prognosis yang baik dan berespon baik dengan terapi medikamentosa maupun pembedahan. Invasi sinus kavernosus dan komplikasi apopleksi hipofisis dapat menjadi faktor prognostik yang buruk.[2,4]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli