Prognosis Kolelitiasis
Prognosis kolelitiasis (cholelithiasis) atau batu empedu dilaporkan memiliki angka morbiditas 10%, dan mortalitas 0,5%. Komplikasi yang bisa terjadi adalah kolesistitis, kolangitis, koledokolitiasis, pankreatitis batu empedu, dan kolangiokarsinoma.[1]
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul dari kolelitiasis disebabkan dari perjalanan penyakit batu empedu menjadi kolesistitis, kolangitis, koledokolitiasis, pankreatitis batu empedu, dan kanker kantung empedu.[1]
Gejala dan komplikasi kolelitiasis dapat muncul ketika batu menyebabkan obstruksi duktus sistikus, kantung empedu, atau keduanya. Letak obstruksi batu empedu menentukan terjadinya komplikasi, yaitu:
- Batu empedu yang tersangkut dalam waktu lama akan menyebabkan kolesistitis akut
- Batu empedu yang melewati duktus sistikus dapat tersangkut di duktus koledokus dan menyebabkan koledokolitiasis
- Batu empedu yang lolos melalui duktus sistikus dan duktus koledokus dapat tersangkut di bagian distal dari ampula duktus bilier, sehingga menyebabkan tahanan cairan, peningkatan tekanan duktus pankreatikus, dan aktivasi enzim pankreas in situ. Kondisi ini disebut pankreatitis akibat batu empedu[1]
Komplikasi lain dapat disebabkan oleh kolelitiasis yang terlampau besar, yang dapat menyebabkan perforasi pada dinding kantung empedu dan menciptakan fistula antara kantung empedu dan usus. Kondisi ini dapat menyebabkan obstruksi usus halus atau ileus obstruktif.[1]
Prognosis
Dari seluruh kasus kolelitiasis asimtomatik, sekitar 1‒2% berubah menjadi simptomatik per tahunnya. Angka ini meningkat menjadi 20% jika dilakukan follow up hingga 20 tahun berikutnya.Pada pasien yang menolak atau tidak memenuhi kriteria operasi, sekitar 45% tetap asimtomatik dengan 55% mengalami berbagai derajat komplikasi.[1,2]
Prognosis TIndakan Kolesistektomi
Tingkat mortalitas pasien yang dilakukan kolesistektomi elektif adalah kurang dari 1%, sedangkan pada pasien dengan kolesistektomi darurat tingkat kematian mencapai 3‒5%. Beberapa komplikasi intraoperatif kolesistektomi adalah kerusakan duktus empedu, perdarahan, atau kerusakan pada organ abdomen lain.[1,2,11,15]
Komplikasi pasca operasi adalah perdarahan, cairan empedu yang tumpah (bile spillage), infeksi luka operasi, nyeri bahu, dan subkutan emfisema.[16]
Sekitar 40% pasien yang dilakukan kolesistektomi, mengalami sindrom gejala pasca kolesistektomi (post-cholecystectomy syndrome) berupa nyeri bilier sementara atau terus menerus, mual muntah, diare, konstipasi, atau ikterus. Keadaan ini dapat disebabkan oleh batu empedu residu, disfungsi sfingter Oddi, komplikasi bedah, atau distres psikologis.[16]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini