Epidemiologi Gagal Napas
Data epidemiologi menunjukkan bahwa risiko tinggi mengalami gagal napas atau respiratory failure dengan kemungkinan morbiditas dan mortalitas yang tinggi ditemukan pada individu berusia ≥ 65 tahun dengan penyakit paru dan gangguan neuromuskular yang mendasari.[10-13]
Global
Insiden gagal napas di Amerika Serikat pada tahun 2017 dilaporkan sebanyak 1.275 kasus per 100.000 orang dewasa, dengan definisi kasus yang digunakan dalam penelitian ini mencakup semua kode diagnosis yang memasukkan gagal napas sebagai salah satu komponennya.[10,12]
Sebuah studi epidemiologi melaporkan penyebab umum gagal napas yang relevan antara tahun 2000 hingga 2014 yaitu infark miokard akut sebesar 57%, dimana sebanyak 43% dari total kasus membutuhkan ventilasi mekanis.[12]
Studi epidemiologi lainnya yang terkait dengan gagal napas pada kasus COVID-19 melaporkan bahwa pada awal pandemi COVID-19, sekitar 79% pasien rawat inap mengalami gagal napas yang memerlukan ventilasi mekanis invasif.[10,12]
Indonesia
Sebuah studi epidemiologi terkait dengan insiden gagal napas di Indonesia melaporkan bahwa terdapat 20-75 kasus per 100.000 penduduk setiap tahunnya. Gagal napas juga merupakan alasan paling umum untuk dilakukan perawatan di ruang intensive care unit (ICU).[14]
Mortalitas
Parcha et al melaporkan terdapat 1.434.349 kasus kematian yang terkait dengan gagal napas akut selama tahun 2014–2018 di Amerika Serikat. Tingkat kematian tertinggi dilaporkan pada individu dengan usia yang lebih tua (≥ 65 tahun).[15]
Sebuah studi retrospektif oleh Terwagne et al melaporkan tingkat mortalitas pada pasien COVID-19 yang sakit kritis dengan gagal napas dan membutuhkan ventilasi mekanis sebesar 55%. Hasil temuan dari studi ini juga menyatakan bahwa tingkat mortalitas dari gagal napas pada pasien COVID-19 ditemukan paling banyak pada pasien dengan usia lanjut.[16]
Di Indonesia, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, gagal napas menempati peringkat kedua dari 10 penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 20,98%.[14]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya