Etiologi Aneurisma Aorta Abdominalis
Etiologi aneurisma aorta abdominalis belum diketahui secara pasti. Faktor genetika serta agen infeksi diduga merupakan penyebab berkembangnya penyakit ini. Beberapa studi melaporkan adanya asosiasi kausal kebiasaan merokok dengan perkembangan aneurisma aorta abdominalis.[1,4,12]
Etiologi
Meskipun penyebab aneurisma aorta abdominalis belum diketahui secara pasti, beberapa studi melaporkan kebiasaan merokok, faktor genetik dan ekspresi gen, agen infeksi, serta penyakit aterosklerosis berhubungan dengan timbulnya penyakit ini.[4,12]
Kebiasaan Merokok
Rokok diketahui menjadi kemungkinan etiologi pembentukan dan perkembangan aneurisma aorta abdominalis. Sebuah studi penelitian menemukan bahwa merokok memiliki asosiasi kausal yang langsung dan erat dengan terjadinya aneurisma aorta abdominalis. Studi tersebut juga melaporkan bahwa terjadi peningkatan insiden dan progresivitas aneurisma aorta abdominalis dengan jumlah tahun merokok.[4,9,12]
Faktor Genetik dan Ekspresi Gen
Faktor genetik telah terbukti berperan dalam terbentuknya aneurisma aorta abdominalis. Sebuah studi penelitian melaporkan bahwa hampir 30% kasus aneurisma aorta abdominalis berkorelasi dengan adanya keluarga kandung (first degree relatives) dengan riwayat aneurisma aorta abdominalis.[8–10]
Studi asosiasi genom-wide mengidentifikasi beberapa polimorfisme nukleotida tunggal yang berasosiasi dengan risiko terjadinya aneurisma aorta abdominalis. Sebuah tinjauan sistematis dari 15 penelitian mengidentifikasi miR-15a, miR-15b, miR-21, dan miR-15 sebagai mikro-RNA yang paling konsisten diekspresikan secara berbeda dalam aorta dan darah pasien dengan aneurisma aorta abdominalis.[9,13]
Analisis independen terhadap 5 penelitian lain (4.524 kasus dan 15.710 kontrol) juga menemukan bahwa pengkodean single-nucleotide polymorphisms (SNP) pada gen IL-6R (rs2228145) dikaitkan dengan insiden terjadinya aneurisma aorta abdominalis.[9–11]
Agen Infeksi
Agen infeksi seperti human immunodeficiency virus (HIV) dan infeksi sifilis diduga berperan dalam meningkatkan risiko insiden aneurisma aorta abdominalis.[9,12]
Aneurisma aorta abdominalis pada penderita yang terinfeksi HIV maupun sifilis berkembang hampir secara eksklusif pada pasien perokok, tetapi infeksi HIV tampaknya berperan dalam meningkatkan risiko aneurisma aorta abdominalis terlepas dari status merokok, dengan peningkatan risiko 2 kali lipat.[9,12]
Penyakit Aterosklerosis
Aneurisma aorta abdominalis lebih sering terjadi pada pasien dengan aterosklerosis, dengan prevalensi sekitar 10% pada pasien arteriosklerosis obliterans dan sekitar 5% pada pasien penyakit arteri koroner. Aneurisma aorta abdominalis juga lebih sering ditemukan pada pasien hipertensi dan lebih jarang ditemukan pada pasien diabetes.[9–12]
Faktor Risiko
Individu tertentu memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami aneurisma aorta abdominalis, antara lain:
- Usia ≥ 60 tahun (prevalensi meningkat 2–4% setiap dekade setelahnya).
- Pria (4–6 kali lebih sering daripada wanita)[1–3]
Berdasarkan data tinjauan sistematis dan studi kasus-kontrol sebelumnya, tabel 1 menunjukkan risiko relatif dari faktor risiko aneurisma aorta abdominalis.
Tabel 1. Faktor Risiko Aneurisma Aorta Abdominalis
Faktor Risiko | Risiko Relatif | 95% CIs |
Jenis kelamin pria | 5.99 | 4.26, 8.25 |
Current smoking (masih merokok hingga saat ini) | 4.87 | 3.93, 6.02 |
Riwayat aneurisma aorta pada keluarga | 3.80 | 3.66, 3.95 |
Riwayat penyakit arteri koroner | 2.29 | 1.75, 3.01 |
Riwayat penyakit arteri perifer | 2.50 | 2.12, 2.95 |
Mantan perokok | 2.10 | 1.76, 2.50 |
Merokok 10 pack per tahun | 1.78 | 1.54, 2.06 |
Hipertensi | 1.66 | 1.49, 1.85 |
Tekanan darah diastolik lebih tinggi per 20 mmHg | 1.28 | 1.12, 1.46 |
Tekanan darah sistolik lebih tinggi per 20 mmHg | 1.14 | 1.06, 1.23 |
Diabetes melitus | 0.58 | 0.51, 0.66 |
Odds ratios atau pun risiko relatif dan confidence interval (95% CIs) berdasarkan data tinjauan sistematis sebelumnya dan penyaringan populasi besar atau studi kasus-kontrol |
Sumber: dr. Eva Naomi, Alomedika, 2023[8,9]
Faktor risiko aneurisma aorta abdominalis lainnya yaitu:
- Riwayat merokok
- Riwayat penyakit sebelumnya seperti aterosklerosis, arteri perifer, hipertensi, diabetes melitus, dan hiperkolesterolemia
- Riwayat penyakit aneurisma aorta dan diseksi aorta pada pasien maupun pada keluarga
- Terinfeksi virus HIV (human immunodeficiency virus) atau memiliki riwayat penyakit sifilis
- Mengalami infeksi akut: brucellosis, salmonellosis, infeksi kronis: tuberkulosis, atau adanya riwayat trauma
- Menderita penyakit jaringan ikat seperti sindrom Ehlers-Danlos, sindrom Marfan, Loeys-Dietz
- Penderita obesitas[8,12,14]