Penatalaksanaan Plantar Fasciitis
Penatalaksanaan plantar fasciitis yang diutamakan adalah dengan pendekatan konservatif, yang dimaksud antara lain dengan penggunaan obat-obatan antinyeri, latihan peregangan, fisioterapi, dan aplikasi alat untuk menyokong kaki. Manajemen obesitas dan inflamasi sistemik juga diperlukan pada pasien yang memiliki kondisi tersebut. Mayoritas pasien mengalami perbaikan bermakna dengan pendekatan ini.
Perlu dicatat bahwa basis bukti terkait modalitas tata laksana plantar fasciitis masih terbatas. Meski demikian, modalitas yang bersifat sederhana dan noninvasif perlu didahulukan sebagai terapi lini pertama.[7]
Penyesuaian Alas Kaki
Di Indonesia, masyarakat umumnya senang menggunakan selop. Pada pasien plantar fasciitis, selop perlu diganti dengan sepatu yang memiliki penyokong. Ketika pasien plantar fasciitis turun dari ranjang, sebaiknya pasien tidak bertelanjang kaki atau menggunakan selop, karena dapat memperburuk gejala atau menyebabkan rekurensi. Pada pasien yang bekerja atau tinggal di bangunan dengan lantai semen, sarankan penggunaan sepatu dengan sol yang lembut atau memiliki alas yang mampu menyerap guncangan.[7]
Istirahat
Membatasi aktivitas fisik dan olahraga dapat membantu meringankan gejala. Perlu ditekankan bahwa pembatasan yang dimaksud adalah menghindari beban berlebihan dan benturan berulang di area yang sakit, bukan istirahat total yang tidak menggerakkan sendi sama sekali.[10]
Aplikasi Es
Aplikasi es ke area yang sakit selama 20 menit, diulang setiap 6 jam, dapat mengurangi rasa sakit. Teknik pemijatan es atau rolling ice juga disarankan sebelum memulai olahraga.[10]
Latihan Peregangan
Latihan peregangan sangat membantu mengurangi keluhan. Latihan bisa dilakukan dimana saja. Beberapa contoh gerakan peregangan yang bisa dilakukan adalah calf-plantar fascia stretch, foot/ankle circles, toe curls, dan toe towel. Gerakan peregangan harus dilakukan secara perlahan dan dibatasi senyaman pasien. Jangan melakukan peregangan secara paksa sampai menimbulkan rasa sakit di area plantar.[11]
Obat Pereda Nyeri
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) jangka pendek seperti ibuprofen dapat direkomendasikan untuk menghilangkan rasa sakit. Meski demikian, OAINS memiliki risiko jika digunakan jangka panjang, misalnya meningkatkan risiko ulkus peptikum. Penggunaan disarankan tidak lebih dari dua minggu.[10]
Pilihan obat antinyeri yang dapat digunakan, seperti:
Paracetamol 500-1.000 mg per oral atau 10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 4.000 mg per hari.
Natrium diklofenak 50 mg per oral 2-3 kali sehari. Dosis maksimal 150 mg per hari.
Meloxicam 7,5 mg hingga 15 mg per oral 1 kali sehari. Dosis maksimal 15 mg per hari.
Ketoprofen 50 mg 4 kali sehari atau 75 mg 3 kali sehari. Dosis maksimal 300 mg per hari
Tape Support
Penggunaan tape pada plantar fasciitis sering dikenal dengan teknik "low-dye taping". Teknik ini bermanfaat, terutama jika pasien mengalami rasa sakit pertama kali di pagi hari. Aplikasi tape jangan terlalu ketat, dan disarankan menggunakan bahan yang hipoalergenik.[5,17]
Injeksi Steroid
Injeksi steroid (glukokortikoid) di titik nyeri berguna untuk mengurangi keluhan nyeri, tetapi efeknya hanya beberapa minggu. Titik nyeri yang dimaksud adalah bagian dari telapak kaki yang nyeri saat dilakukan penekanan pada posisi jari-jari kaki difleksikan.[4] Injeksi steroid disarankan jika modalitas di atas telah dicoba dan tidak menghasilkan perbaikan, atau jika nyeri dan disabilitas menetap selama lebih dari 3-4 minggu.[7]
Injeksi steroid berulang harus dihindari, karena dapat memicu atrofi dan ruptur fasia plantar. Namun belum ada studi adekuat mengenai berapa kali jumlah maksimal injeksi steroid yang boleh diberikan dalam setahun untuk menghindari komplikasi tersebut.[7]
Contoh steroid yang dapat dipilih adalah dexamethasone 1-4 mg/ml; hydrocortisone 10-25 mg; dan methylprednisolone 20-40 mg. Frekuensi dosis injeksi steroid adalah 2 kali dengan jarak antar suntikan adalah 3 bulan.[15,16]
Terapi Lainnya
Terdapat pilihan modalitas lain untuk plantar fasciitis, namun lebih memerlukan biaya dan belum terbukti efektif. Meski demikian, modalitas ini tidak berbahaya sehingga dapat dipertimbangkan dan disesuaikan dengan preferensi pasien.[7,18,19,20]
Penggunaan Ortotis
Ortotis atau tambahan pelindung kaki yang bisa digunakan pada kasus plantar fasciitis adalah penggunaan sepatu khusus yang sudah dirancang dengan membentuk lengkungan untuk menyangga telapak kaki. Contohnya adalah beberapa sepatu olahraga (seperti sepatu lari) yang sudah dirancang secara khusus untuk mencegah microtear. Ortotis lain yang bisa digunakan adalah insole, baik yang berbahan silikon atau rigid, untuk membentuk lengkung telapak kaki saat menggunakan sepatu.[12]
Shock Wave Therapy
Shock wave therapy (SWT) adalah salah satu modalitas fisioterapi yang sering diresepkan untuk plantar fasciitis. Tetapi, perlu diketahui bahwa terdapat studi yang menunjukkan SWT tidak memberi manfaat. Meskipun beberapa tinjauan sistematik menunjukkan SWT lebih baik dibandingkan plasebo, seluruh uji klinis yang ada melaporkan bahwa manfaat SWT lebih rendah dibandingkan injeksi steroid.[18-20]
Modalitas Lain
Modalitas lain yang belum terbukti efikasinya untuk plantar fasciitis mencakup injeksi platelet-rich plasma dan toksin botulinum, cryosurgery, radioterapi, electric dry needling, dan terapi laser.[7]
Pembedahan
Fasciotomi merupakan tindakan pembedahan untuk plantar fasciitis. Pembedahan adalah pilihan terapi terakhir. Pembedahan direkomendasikan jika semua terapi konservatif gagal dan keluhan nyeri terus-menerus muncul selama 6-12 bulan.[7]