Patofisiologi Plantar Fasciitis
Patofisiologi plantar fasciitis yang paling utama adalah proses degeneratif. Patologi lain adalah akibat efek sekunder dari mikrotrauma atau micro-tear karena beban dan tekanan berulang yang menyebabkan kerusakan fasia plantar di sekitar kalkaneus.
Anatomi
Fasia plantar (plantar aponeurosis) adalah jaringan ikat lebar dan tebal yang berfungsi menopang lengkungan kaki. Fasia plantar terdiri dari bagian sentral yang tebal dan bagian medial-lateral yang lebih tipis. Secara fungsi, fasia plantar memberikan efek kerek pada telapak kaki dan membantu mempertahankan lengkungan longitudinal telapak kaki.
Fasia plantar berinsersi pada bagian proksimal prosesus medial tuberositas kalkaneus, selanjutnya ke distal, dan bercabang menjadi lima pita di bagian distal yang masuk ke dasar periosteum dari phalang proksimal setiap jari kaki dan kepala metatarsal. Serat dari fasia plantar juga menyatu dengan dermis, ligamen transversal metatarsal, dan selubung fleksor.[6]
Mekanisme Patologi
Plantar fasciitis banyak dialami pasien dengan obesitas, penari balet, ataupun pelari jarak jauh. Sering diibaratkan bahwa plantar fasciitis adalah tennis elbow di tumit. Mekanisme yang serupa seperti tennis elbow, yaitu mikrotrauma berulang di titik yang sama pada area insersi fasia plantar, diduga menyebabkan peradangan. Tetapi, adanya proses peradangan pada plantar fasciitis sendiri masih menjadi perdebatan, karena tidak ditemukan tanda pasti peradangan pada pemeriksaan histologi pasien dengan kondisi ini.
Sebuah studi mencoba mengamati 50 kasus plantar fasciitis dan gagal menemukan bukti histologis peradangan. Meski demikian, teori peradangan ini tetap digunakan karena adanya respon perbaikan kondisi plantar fasciitis setelah diberikan injeksi steroid lokal.[1]
Teori degeneratif didukung dari temuan pada pasien yang lebih tua. Pemeriksaan histologi pada pasien yang lebih tua menunjukkan adanya bantalan lemak plantar yang mengalami atrofi bertahap.
Peregangan berlebihan pada fasia plantar dapat menyebabkan mikrotrauma struktur fasia, sepanjang seratnya atau di area insersi tuberositas medial kalkaneus. Mikrotrauma ini jika berulang, dapat menyebabkan degenerasi kronis serat fasia plantar. Pembebanan jaringan degeneratif pada fasia plantar dapat menyebabkan nyeri plantar yang signifikan, rasa nyeri ini terutama dirasakan beberapa saat setelah tidur atau kondisi inaktif lainnya.[3]