Pendahuluan Ruptur Tendon Achilles
Ruptur tendon Achilles adalah robekan komplet atau parsial pada tendon Achilles, yaitu tendon yang menghubungkan otot betis dengan kalkaneus. Penyakit ini dilaporkan lebih sering terjadi pada laki-laki, terutama setelah aktivitas olahraga. Selain faktor mekanik (misalnya intensitas olahraga berlebih), ruptur tendon Achilles juga dapat disebabkan proses degenerasi tendon.[1,2]
Pasien dengan ruptur tendon Achilles akan mengeluhkan perasaan seperti ditembak atau dipukul di bagian belakang kaki. Keluhan timbul setelah manuver lari atau melompat yang eksplosif, dengan rasa sakit dirasakan mendadak dan berat, disertai ketidakmampuan untuk melanjutkan aktivitas.[3]
Diagnosis ruptur tendon Achilles dapat ditegakkan melalui temuan pemeriksaan, yaitu terdapat gangguan gait, pembengkakan, ecchymosis, benjolan pada otot. Nyeri tekan saat palpasi tendon yang dapat disertai dengan adanya gap 2-6 cm di atas tulang calcaneus. Kekuatan plantarfleksi didapatkan menurun dan hasil tes Thompson positif.[2,18,20]
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan magnetic resonance imaging (MRI) merupakan pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk konfirmasi diagnosis, tetapi tidak dianjurkan dipakai sebagai pemeriksaan rutin.[2]
Penatalaksanaan ruptur tendon Achilles dapat dilakukan secara konservatif atau melalui tindakan operatif. Terapi konservatif dapat dilakukan dengan menggunakan cast. tata laksana operatif dapat dilakukan dengan pembedahan terbuka atau intervensi invasif minimal.[2]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja