Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Anafilaksis yogi 2023-04-12T15:26:48+07:00 2023-04-12T15:26:48+07:00
Anafilaksis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Anafilaksis

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Anafilaksis adalah kondisi kegawatdaruratan berpotensi mengancam jiwa akibat reaksi hipersensitivitas sistemik. Umumnya gejala dimulai dari tanda kutaneus dan pernapasan, misalnya gatal, urtikaria, angioedema, mengi, dan dispnea. Gejala ini kemudian berlanjut menjadi gejala sistemik yang menyebabkan kegagalan multiorgan dan akhirnya berisiko menyebabkan kematian.[1,2]

Anafilaksis dapat dicetuskan oleh makanan, obat, sengatan serangga, zat kontras, lateks, atau tidak diketahui (idiopatik). Secara patofisiologi, anafilaksis dibagi menjadi reaksi hipersensitivitas yang dimediasi oleh immunoglobulin E (IgE) atau tanpa dimediasi oleh IgE. Setelah paparan terhadap antigen spesifik, terjadi degranulasi dari sel mast dan basofil, menyebabkan respon imun berlebihan dan menimbulkan gejala anafilaksis.[1,3]

Purpura-akibat-minum-ramuan-herbal-yang-dapat-berkembang-menjadi-anafilaksis_Brian-Hill_PHIL-CDC_1976_compressed

Diagnosis anafilaksis dilakukan secara  klinis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis singkat dilakukan untuk menggali faktor pencetus anafilaksis dan riwayat pasien. Pada pemeriksaan fisik awal, bisa didapatkan tanda pada kulit dan pernapasan, kemudian secara progresif berkembang menjadi gejala sistemik.[1,4]

Tata laksana dari anafilaksis adalah mengenali dan menangani kegawatdaruratan sedini mungkin dengan pemberian epinefrin intramuskular. Dosis pemberian epinefrin disesuaikan dengan usia dan berat badan. Tindakan lain yang bisa dilakukan sesuai indikasi setelah memberikan epinefrin adalah menjauhkan pasien dari paparan pencetus, serta berikan oksigenasi cairan intravena, antihistamin, dan nebulisasi jika dirasa perlu.[1,2,4]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Khrisna Rangga Permana

Referensi

1. McLendon K, Britni T S. Anaphylaxis. StatPearls. 2021.
2. Mustafa S. Anaphylaxis: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Medscape. 2018.
3. Reber LL, Hernandez JD, Galli SJ. The pathophysiology of anaphylaxis. J Allergy Clin Immunol. 2017;140(2):335–48.
4. Muraro A, Worm M, Alviani C, Cardona V, DunnGalvin A, Garvey LH, et al. EAACI guidelines: Anaphylaxis (2021 update). Allergy Eur J Allergy Clin Immunol. 2022;77(2):357–77.

Patofisiologi Anafilaksis

Artikel Terkait

  • Pemberian Epinefrin yang Tepat untuk Kasus Anafilaksis
    Pemberian Epinefrin yang Tepat untuk Kasus Anafilaksis
  • Reaksi Alergi dan Anafilaksis terkait Vaksin COVID-19
    Reaksi Alergi dan Anafilaksis terkait Vaksin COVID-19
  • Antibiotic Skin Test Bukan Prediktor yang Tepat untuk Reaksi Alergi
    Antibiotic Skin Test Bukan Prediktor yang Tepat untuk Reaksi Alergi
  • Omalizumab untuk Penanganan Berbagai Alergi Makanan
    Omalizumab untuk Penanganan Berbagai Alergi Makanan
  • Efikasi Premedikasi Oral untuk Hipersensitivitas terhadap Media Kontras Imaging
    Efikasi Premedikasi Oral untuk Hipersensitivitas terhadap Media Kontras Imaging

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.fahmi abadi
Dibalas 04 Desember 2024, 14:16
Urtikaria dan takikardi tidak disertai dengan sesak dan pembengkakan di area mukosa
Oleh: dr.fahmi abadi
2 Balasan
Ijin bertanya dokter.Saya ada pasien dengan urtikaria.Saat di lakukan pemeriksaan HR nya 120 x.Di EKG irama regular.Sesak di sangkal.Pembengkakan area mukosa...
dr. Radi Prawira Darma
Dibalas 16 Oktober 2024, 16:45
Reaksi anafilaktik setelah pemberian injeksi ranitidin
Oleh: dr. Radi Prawira Darma
1 Balasan
Alo dokter. Izin Bertanya, saya memiliki pasien di klinik wanita usia 65 tahun dengan keluhan nyeri ulu hati(+), mual (+), muntah (-), dan nyeri perut...
Anonymous
Dibalas 27 September 2023, 21:08
Pilihan terapi untuk reaksi anafilaksis
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Dok, sy mau tanya pada kasus anafilaksis kapan sebaiknya kta memberikan inj. Dexamethasone, inj. Diphenhydramine atau inj. Epinephrin? Karena pada prakteknya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.