Epidemiologi Cystic Fibrosis
Menurut data epidemiologi, insiden cystic fibrosis adalah sekitar 1 per 3.000 populasi. Namun, insiden sangat bervariasi tergantung pada ras populasi yang dipelajari. Insiden dilaporkan paling tinggi pada populasi keturunan Eropa dan lebih rendah pada populasi keturunan Asia dan Afrika.[8-10]
Global
Pada populasi keturunan Eropa, insiden cystic fibrosis berkisar 1 per 3.000 populasi. Di Amerika Serikat, pada populasi keturunan Eropa, insiden dilaporkan mencapai 1 kasus per 3.200–3.500 populasi. Cystic fibrosis dinyatakan sebagai penyakit herediter letal yang paling umum terjadi pada populasi keturunan Eropa di Amerika Serikat.[3,8-10]
Insiden dilaporkan jauh lebih rendah pada populasi keturunan Asia atau Afrika. Data dari penelitian populasi Asia di Hawai menunjukkan bahwa insiden adalah 1 per 90.000 kelahiran hidup. Insiden pada populasi campuran keturunan Asia dan Eropa ataupun campuran keturunan Afrika dan Eropa juga dilaporkan lebih rendah daripada populasi keturunan Eropa saja.[3]
Tinjauan sistematis epidemiologi cystic fibrosis di negara-negara Arab melaporkan bahwa prevalensi bervariasi dari 1 per 2.000 hingga 1 per 100.000 tergantung negara. Analisis kematian terkait cystic fibrosis di Brasil selama 2 dekade terakhir menyoroti adanya urgensi pemahaman aspek epidemiologi cystic fibrosis yang lebih baik.[11,12]
Indonesia
Saat ini belum ada data epidemiologi cystic fibrosis yang adekuat di Indonesia.
Mortalitas
Mortalitas pada cystic fibrosis terutama disebabkan oleh gagal napas akut. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan risiko mortalitas pada CF adalah penyakit liver terkait cystic fibrosis, gangguan toleransi glukosa, infeksi bakteri B. cenocepacia, eksaserbasi infeksi paru berulang, serta indeks massa tubuh yang rendah.[13-15]
Penulisan pertama oleh: dr. Eric Hartono Tedyanto