Pendahuluan Henoch-Schonlein Purpura
Henoch-Schonlein purpura (HSP) atau yang sering juga disebut sebagai vaskulitis IgA adalah penyakit sistemik yang melibatkan vaskulitis pembuluh darah kecil pada kulit, ginjal, persendian, dan saluran gastrointestinal. Kondisi ini juga dapat menyerang paru-paru dan sistem saraf pusat meskipun jarang. HSP adalah jenis vaskulitis yang paling sering ditemukan pada anak-anak.
Etiologi HSP sampai saat ini belum diketahui secara jelas. Patofisiologi penyakit ini dilaporkan berkaitan dengan terbentuknya kompleks imun dari IgA dan antigen stimulan dari luar tubuh. Contoh antigen stimulan HSP adalah virus/bakteri tertentu, obat tertentu, dan vaksinasi. Deposit kompleks imun di organ-organ tersebut di atas dapat menyebabkan inflamasi dan menimbulkan gejala purpura yang terpalpasi, nyeri sendi, gangguan gastrointestinal, nefritis, dan insufisiensi ginjal.[1,2]
Diagnosis HSP ditegakkan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh European League Against Rheumatism (EULAR) dan The Paediatric Rheumatology European Society (PRES) untuk kelompok anak-anak. Pada kelompok dewasa, kriteria ditentukan oleh American College of Rheumatology (ACR). Diagnosis umumnya ditegakkan secara klinis karena belum adanya pemeriksaan penunjang spesifik untuk diagnosis HSP.
Penatalaksanaan Henoch-Schonlein purpura hanya bersifat suportif karena penyakit ini umumnya bersifat self-limiting dan memiliki prognosis yang baik. Terapi berfokus pada kebutuhan hidrasi dan penanganan simtomatik. Namun, pasien dengan komplikasi ginjal mungkin memiliki prognosis yang lebih buruk dan membutuhkan tata laksana yang lebih agresif seperti pemberian kortikosteroid atau imunosupresan.[1-3]